Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
PEMERINTAH Kabupaten Rokan Hilir melalui Dinas Kesehatan terus berupaya meningkatkan kesehatan masyarakat.
Pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif adalah bentuk pengembangan di mana penduduk atau masyarakat desa maupun kelurahan dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap harinya melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Selain itu penduduknya juga mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) serta penyehatan lingkungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Desa dan Kelurahan siaga aktif memiliki komponen, yang pertama pelayanan kesehatan dasar, kedua pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM dan mendorong upaya survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan, ketiga penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Dalam hal ini, Bupati Rokan Hilir Suyatno mengharapkan agar seluruh elemen masyarakat berperan serta dalam meningkatkan kesehatan, karena masalah kesehatan bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tapi harus diikuti peran serta semua elemen masyarakat dari mulai peranan Tim penggerak PKK, LSM , Organisasi Pemuda, Organisasi Masyarakat, para pengusaha, tokoh agama serta tokoh masyarakat lainnya yang penyelenggaraannya melalui berbagai Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
Tujuan pengembangan ini untuk percepatan terwujudnya masyarakat desa dan kelurahan yang peduli, tanggap, dan mampu mengenali, mencegah serta mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi secara mandiri, sehingga derajat kesehatannya meningkat.
Pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif diselenggarakan melalui berbagai UKBM, kader dan peran serta masyarakat yang didukung oleh sarana kesehatan yang ada di desa seperti puskesmas, pustu dan rumah sakit dengan tenaga kesehatan yang bertugas untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan pada ibu menyusui, pelayanan kesehatan anak serta penanganan penyakit.
Pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif melalui empat tahapan, yang pertama tahapan Pratama, kedua Madya, ketiga Purnama dan keempat Mandiri. Khusus untuk Kabupaten Rokan Hilir penerapan desa siaga aktif 90% masih masuk tahapan Pratama.
Tahap pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif untuk Kabupaten Rohil 90 persen masih tahapan Pratama dan sepuluh persennya terbagi dalam tahapan Madya, Purnama dan Mandiri. Yang 10 persen itu banyak terdapat di Kecamatan Bagan Senembah, karena kehidupannya masyarakatnya sudah cukup mandiri.
Persentasi pengembangan desa siaga aktif bisa dikatakan agak tersendat sebelumnya, karena masalah dana di desa untuk pengembangan desa siaga aktif, namun ke depan sudah ada anggaran dana ADD dan DD yang diharapkan. Dari dana tersebut pemerintah pusat sudah membuat aturan bahwa dana ADD boleh digunakan sebesar 10 % untuk kesehatan.
Hal tersebut sesuai dengan UU nomor 6 tahun 2014 tentang desa bahwa pos yandu itu sudah merupakan suatu perangkat kerja unit desa. Jadi wajib di kembangkan oleh pemerintahan desa dengan menggunakan anggaran desa, Baik itu untuk honor kader kesehatan, maupun untuk mendirikan bangunan pos yandu.
Diharapkan agar setiap bidan desa harus didampingi sedikitnya dua orang kader desa siaga aktif dimana para kader ini diambil dari masyarakat tanpa melihat latar belakang pendidikannya. Yang terpenting kader ini memiliki sifat sosial yang tinggi punya kemauan serta bersosialisasi terhadap masyarakat.
Dikatakan Suyatno yang terpenting adalah desa dan kelurahan siaga aktif itu bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat dengan sasaran utamanya untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak serta membiasakan pola hidup sehat dalam lingkungan keluarga sampai lingkungan masyarakat.
Lomba Desa Ber-PHBS Beri Motivasi
Dinas Kesehatan Rokan Hilir setiap tahunnya melaksanakan lomba desa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang masuk dalam program pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. Perlombaan kegiatan PHBS merupakan kegiatan rutin Dinas Kesehatan setiap tahunnya guna memberikan motifasi pada masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat dalam rumah tangga, lingkungan masyarakat serta desa.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan sekumpulan prilaku yang di praktikan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang , keluarga atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan serta berperan aktif di dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Yang menjadi salah satu indikator keberhasilan pengembangan desa dan Kelurahan siaga aktif adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang di praktekan di dalam rumah tangga.
Kesehatan itu bukan milik dinas kesehatan tapi milik seluruh lapisan masyarakat, oleh sebab itu untuk mewujudkan desa berpola hidup sehat harus seluruh elemen msyarakat dari mulai, Tim Pengerak PKK , organisasi masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama, pengusaha serta warganya harus ikut berperan aktif dalam perilaku hisup bersih dan sehat.
Kriteria yang harus dijadikan penilaian dalam lomba desa PHBS untuk mengukur keberhasilan pembinaan PHBS di rumah tangga di gunakan 10 perilaku pola hidup sehat yaitu (1) persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberikan ASI eksklusif kepada bayi, (3) menimbang berat badan balita, (4) menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7) memberantas jentik-jentik, (8) mengonsumsi sayur dan buah setiap hari, (9) melakukan aktifitas fisik setiap hari, (10) tidak merokok didalam rumah.
PHBS ini setiap tahun dilombakan guna memotivasi masyarakat menjadikan lingkungan tetap bersih serta berperilaku hidup sehat dalam rumah tangga.
Desa siaga aktif itu merupakan wadah dari program PHBS dan Posyandu. Dengan melalakukan survei mawas diri apa kendala yang sering terjadi di desa tersebut, lalu diinventariskan hasil survei tersebut, misalnya di desa tersebut sering terjadi demam berdarah, tingginya angka kematian ibu dan anak, anak dibawah umur sering kena diare.
Dari hasil survey yang dilakukan oleh kader desa tersebut diinventaris untuk disampaikan dalam musyawarah desa. Dalam musyawarah desa harus mengundang pihak dinas kesehatan agar permasalahan kesehatan tersebut dapat di tanggulangi. (advertorial humas )
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…