Riau Book - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, kembali membuat sensasi. Kali ini untuk menata Pedagang Kaki Lima (PKL) dan pengelolaan pasar tradisional saya, Pj Bupati Meranti bersama SKPD terkait melakukan studi ke Kota Solo, kampung halaman Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Turut bersama rombongan pada Kamis (16/9/2015) itu yakni Kadis Perindagkop UKM Kepulauan Meranti, Syamsuar Ramli SE, Kadis Pasar, Joko Surianto, Kabag Umum, T Azman, Kabag Ekonomi, Agus Yanto, Kabid Pasar, Mahayarudin, Kabid Ekonomi Bappeda, Budi Hartoyo serta Staf Humas Setda.
Setiba di Kota Solo, Pj Bupati dan rombongan melakukan kunjungan kerja ke Kantor Walikota Solo dan diterima oleh Asisten I Bidang Pemerintahan Setko Solo, Said Ramadhan dan jajaran. Dalam pertemuan yang berlangsung di Aula Kantor Walikota Solo, Asisten I Setko Solo memaparkan profil Kota Solo dengan berbagai program dan potensi yang dimiliki.
Sebagai salah satu kota tua di Indonesia yang berada di wilayah Kasusunan Surakarta telah berdiri sejak 16 Juni 1946, jauh berpengalaman dari Kabupaten Kepulauan Meranti yang baru berusia 6 tahun. Namun meski berusia tua Solo hanya memiliki luas wilayah 44.4 KM dengan jumlah penduduk yang cukup padat yakni 563 ribu jiwa, dan menariknya karena merupakan kota hiterlan, jumlah penduduk ini dapat bertambah 5 kali lipat hingga 2-4 juta jiwa diwaktu siangnya.
Dengan APBD yang hampir sama dengan Kabupaten Kepulauan Meranti yakni 1.6 Trilun rupiah dan PAD 341 Miliar rupiah, Pemda Solo berupaya mewujudkan 5 program kemasyarakatan yakni Waras, Wasis, Wareg, Mapan serta Papan. Salah satu program Pemko Solo merupakan Embrio dari program utama Presiden RI Jokowi yang kini dikenal dengan Kartu Indonesia Hebat.
Saat Presiden Jokowi menjabat Walikota Solo ia telah menerapkan program Kartu Pemeliharaan Kesehatan (PKMS) dengan menggratiskan biaya pengobatan untuk masyarakat miskin dan kurang mampu, berobat di rumah sakit dan Puskemas yang telah mengantongi Setifikat ISO. Yang kedua Kartu Bantuan Pendidikan yang memiliki klasifikasi Gold, Silver dan Platinum sesuai dengan jenjang pendidikan pemilik kartu.
Yang cukup mengesankan adalah bagaimana Pemko Solo melakukan pembangunan dan revitalisasi pasar yang dulunya kumuh kini menjadi sangat representatif namun tidak meninggalkan kesan sebagai sebuah pasar tradisional yang memiliki nuansa daerah.
"Kami telah melakukan Penataan PKL dengan memindahkan 1000 PKL yang sangat kumuh penuh premanisme ketempat yang baru, mereka diberikan tempat dagangan baru secara gratis ditempat yang kami tentukan," papar Said Ramadhan.
Keberhasilan pemindahan PKL Banjarsari ke Pasar Silir itu menjadi salah satu keberhasilan Jokowi dalam menata PKL dan pengelolaan Pasar. Adapun dalam pemindahan PKl itu, Pemko Solo melakukan cara persuasif dengan terus melakukan komunikasi intensif bersama pedagang hingga akhirnya mau mengikuti keinginan Pemda.
Menjawab pertanyaan Kepala Dinas Perindagkop UKM Kepulauan Meranti Syamsuar, soal dana pembangunan Pasar, Asisten I Said Ramadhan mengatakan setiap tahun diusulkan oleh dinas teknis lewat APBD sebesar 5 M yang dilakukan secara bertahap. Selain itu juga melibatkan rekanan lewat dana CSR seperti dalam pembangunan pasar Klewer sebesar 10 Miliar rupiah untuk pembangunan Kios. Selain itu juga mendapat bantuan dari Kementerian Perdagangan RI sebesar 159 Miliar rupiah.
"Tapi umumnya untuk pasar tradisional kita bangun dengan APBD Kota sendiri," ungkap Said Ramadhan.
Seperti dijelaskan Kadis Pengelolaan Pasar Kota Solo Suprapto, Pemko Solo menyadari bahwa pasar tradisional merupakan sebuah kekuatan Micro Ekonomi dan UKM masyarakat menengah kebawah, untuk itu harus dipertahankan dari serangan pasar modern yang kian banyak. Caranya dengan membuat Perda yang membatasi Mall sejenis.
"Pasar Tradisional dengan jumlah pedagang 500 yang bekerja bisa lebih banyak, beda dengan Mall yang untungnya satu orang tapi yang menderita banyak orang," jelasnya yang bisa membuat pedagang kecil gulung tikar.
Dan yang terpenting Pemko Solo dalam pengelolaan Pasar tidak hanya berorientasi profit tapi juga melakukan pendekatan kultural budaya. Dalam memberikan peningkatan pengetahuan, pedagang di Solo juga diberi pembinaan dan kerjasama dengan pihak Bank, selain itu Pemda juga melakukan promosi lewat media.
Usai mendengarkan pemaparan Asisten I Pemko Solo dan jajaran SKPD terkait, Pj Bupati Edy Kusdarwanto mengucapkan terimakasih dan akan menjadikan referensi bagi Kepulauan Meranti dalam hal penataan PKL dan pengelolaan Pasar.
Edy Kusdarwanto juga mengungkapkan komitmennya untuk mengembalikan Kepulauan Meranti sebagai sebuah Bandar besar di Selat Malaka, dimana Selatpanjang sebagai Ibu Kota menjadi pusat perdagangan, Era kerajaan Siak dulu. "Kita akan kembalikan kejayaan itu," ucap Edy.
Dengan semua potensi yang dimiliki Meranti mulai dari Tambang Minyak, Gas, Timah, serta Sagu berkualitas I dunia, Pj Bupati optimis Meranti yang terletak dijalur laut Internasional berbatasan dengan Selat Malaka dan negara tetangga Malaysia dan Singapura, akan menjadi besar, caranya dengan melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses pembangunan.
"Jadi saya ingin membangun dengan melakukan pendekatan Kultural Budaya, masyarakat tidak lagi hanya sebagai objek tapi juga menjadi subjek pembangunan tanpa meninggalkan kearifan lokal daerah," ujar Edy sebagai modal menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah didepan mata.
Usai pertemuan di Aula Kantor Walikota Solo, Pj Bupati dan rombongan langsung meninjau beberapa pasar Tradisional yakni Pasar Selter, Pasar Burung dan Ikan dikawasan Depok Manahan Solo, Pasar Ngundi Rejeki Gilingan di Ahmad Yani, Pasar Gede, Pasar Tanggul dan Pasar Gading. Di Pasar Ngundi Pj. Bupati meninjau kantor pengelolaan pasar yang mereka sebut "Lurah Pasar" bertugas mengatur sistem managemen pasar. Di Kepulauan Meranti sendiri pasar masih dikelola oleh Koperasi Asosiasi Pedagang yang dinilai kurang efektif.
Di Pasar Gede, Pj Bupati dan rombongan menemukan pengelolaan pasar yang mengedepankan aspek keindahan, keteraturan tanpa meninggalkan aspek kultural budaya. Meski padat namun terlihat sangat teratur sehingga transaksi jual beli antara pembeli dan pedagang berlangsung nyaman.
Begitu juga saat berada di Pasar Burung kawasan Depok Manahan Solo, Pemda menyediakan kios untuk jual beli burung dan pakan serta menyediakan alun-alun yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan hoby dan budaya masyarakat menggelar kontes burung.
Pasar Tanggul Jalan RE Martadinata Solo, dengan memadukan konsep pasar tradisional dan pasar modern, di pasar ini dilengkapi fasilitas eskalator yang memudahkan pembeli untuk menaiki tingkat berikutnya. Dengan penataan yang baik pasar ini terasa rapi, bersih dan nyaman.
"Jadi saya harapkan konsep-konsep penataan PKL dan pengelolaan pasar di Solo, dapat kita terapkan di Kepulauan Meranti," harapnya. (MC Riau)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…