Riau Book - Dari tukang ojek hingga abang tukang becak di Kota Selatpanjang, Kepulauan Meranti meraup rupiah. Pendapatan mereka jauh lebih hebat dari hari-hari biasanya.

Melambungnya omzet mereka dipengaruhi beberapa even besar yang terjadi di kota penghasil sagu tersebut. Salah satu kegiatan yang kini sedang berlangsung itu adalah " Festival Perang Air " atau disebut juga dalam istilah lain Cian Cui.

Acara ini digelar setiap tanggal 28 Januari bertepatan dengan perayaan Imlek. Dimana anak-anak hingga orang dewasa, masyarakat biasa sampai para pejabat pemerintahan ikut melakukan aksi perang air di jalanan kota itu.

Masing-masing mereka membuat senjata dari air beragam kemasan, adapula yang memebawa ember bahkan tidak sedikit juga yang membawa mesin kompresor.

Mereka saling serang satu sama lain, ada yang berjalan kaki ada juga yang mengendarai becak. Namun bagi wisatawan lokal atau mancanegara harus merogoh kantong untuk dapat menggunakan becak dalam mengikuti perang air. Harganya beragam dari Rp100 ribu hingga Rp150 ribu untuk sekali putaran.

"Biasanya seratus lima puluh ribu tapi kalau mereka mau kasih seratus ribu kita tetap layani. Itu hanya satu putaran saja, biasanya mereka menyewa becak sampai dua tiga kali putaran," kata Syahrul.

Para pembecak mengaku rela basah kuyub dan menjadi sasaran penyerangan warga dengan bom air demi kepuasan penumpangnya. Petimbangan lainnya adalah, para wisatawan mancanegara mampu menyewa mereka dengan harga yang lumayan.

" kalau hanya basah-basah saya rasa itu biasa," ujar Syahrul tertawa.

Kemeriahan Cian Cui tidak hanya dirasakan ribuan masyarakat lokal, bahkan sejumlah wisatawan asing yang berasal dari negeri tetangga seperti Malaysia, Singapura bahkan Thailand banyak yang berdatangan.(RB)

Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau