RIAUBOOK.COM - Sejumlah Gubernur Riau sebelumnya memiliki keunggulan kepemimpinan dan keunikan kepribadian yang berbeda, termasuk Arsyadjulaindi Rachman yang kini memimpin Negeri Melayu.
Berikut adalah 5 kepribadian unik Gubernur Arsyadjuliandi Rachman yang juga akrab disapa Andi Rachman hasil rangkuman RiauBook.com.
Tak Banyak Bicara
Andi Rachman dikenal sebagai sosok yang tak banyak bicara, bahkan saat diberikan kesempatan untuk berpidato, dirinya hanya menyampaikan sejumlah kalimat yang penting-penting saja. Sangat pendek.
Namun dibalik sifat "malas ngomong" sang gubernur, terdapat ketegasan dalam menangani segala persoalan di Provinsi Riau.
Semisal dalam upaya penanganan kebakaran lahan dan hutan (karlahut), Andi Rachman mengeluarkan instruksi resmi agar seluruh pemda di tiap kabupaten/kota melakukan upaya penanganan dini.
Ia katakan, kasus karlahut telah menjadi "momok" di Negeri Melayu sejak lebih 18 tahun, sehingga dibutuhkan upaya bersama dalam mengatasinya hingga terwujudnya Riau bebas asap tahun 2017.
Ketegasan sang gubernur juga disampaikan dalam sejumlah kesempatan, agar seluruh pihak yang terlibat dalam perkara itu untuk ditindak secara hukum sehingga ada efek jerah dan menjadi pembelajaran berharga.
Sejumlah pihak justru telah mengamati, tahun 2016 menjadi momen dimana Riau tidak lagi mengalami bencana kabut asap yang begitu parah seperti tahun-tahun pada kepemimpinan gubernur sebelumnya.
Sebelumnya, bencana itu sempat melumpuhkan berbagai aktivitas publik, seperti bandara tutup, sekolah-sekolah diliburkan, ribuan orang terkena infeksi saluran pernafasan, bahkan martabat bangsa ini terancam..
"Tahun ini kita berharap, secara bersama kita atasi persoalan bencana asap agar tak terulang," katanya dalam suatu kesempatan saat berpidato.
Lambat Ambil Keputusan
Sejumlah pihak juga sempat berpandangan, bahwa Gubernur Andi Rachman selalu lambat dalam mengambil keputusan untuk sebuah kebijakan.
Namun dibalik lambatnya sang gubernur, ternyata itu adalah bentuk kehati-hatiannya, tujuannya juga menjaga marwah Negeri Melayu.
Alasan kehati-hatian itu memiliki landasan yang kuat, salah satunya sudah tiga orang Gubernur Riau yang terseret oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Diketahui, bahwa korupsi tidak hanya dalam bentuk penerimaan suap atau mark up, namun juga bisa mengancam seorang pejabat yang salah dalam mengambil kebijakan.
Kewaspadaan tersebut dibuktikan dengan digelarnya Hari Anti Korupsi Internasional (HAKI) di halaman Rumah Dinas Gubernur Riau beberapa waktu lalu (2016).
Ketua KPK RI Agus Rahardjo bersama Gubri Arsyadjuliandi Rachman, saat menggunting pita pembukaan Integrity Expo HAKI 2016, di halaman Gedung Daerah Provinsi Riau.
Ini menjadi momen pertama dimana kepala daerah berani untuk mendatangkan seluruh pejabat KPK bahkan hingga masuk ke dalam perkarangan rumah dinas.
Andi Rachman juga selalu mengingatkan seluruh ASN yang bertugas di daerah ini untuk tidak melakukan tindakan melanggar hukum, seperti korupsi dan pungutan liar (pungli).
Bahkan ia turut menyoroti sekolah-sekolah, agar para pendidik dan kepala sekolah untuk tidak melakukan pungli yang memberatkan orang tua murid.
"Sebetulnya dalam Rakor dengan Kepala Sekolah, TU dan wali murid kita sudah sampaikan jangan lagi ada pungli, sudah ada tim Saber pungli, nanti kena masalah baru," kata Andi dalam sutu kesempatan.
Jarang Senyum
Gubernur Andi Rachman juga dikenal sebagai sosok yang susah senyum, sehingga ketika ada momen-momen saat dia tersenyum, maka itu menjadi buruan lensa-lensa kamera wartawan.
Namun demikian, bukan berarti Andi merupakan sosok yang tidak ramah. Hal itu dibuktikan dalam setiap kegiatan, ia selalu mengulurkan tangan untuk berjabatan dengan siapa saja yang berada di dekatnya.
Bahkan, gubernur satu ini juga selalu bersedia saat masyarakat yang berada di suatu acara mengajaknya untuk selfie bareng.
Cukup Innova
Yang tak kalah unik adalah sifat sederhana yang ditunjukkan sang gubernur.
Meski dikenal sebagai pengusaha miliarder - sejak sebelum menjadi gubernur - Andi Rachman tidak memiliki gaya hidup layaknya pengusaha kaya raya.
Bahkan saat kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terkena pemangkasan akibat Dana Bagi Hasil (DBH) Migas yang menyusut, Andi rela tidak mengajukkan pembelian unit kendaraan mewah.
Sampai saat ini, ketika banyak kepala daerah yang baru menjabat bupati dan wali kota "berlomba" menaiki Toyota Alpard, dan Honda Accord, serta mobil seharga miliaran rupiah lainnya, Bang Andi - begitu kalangan aktivis memanggilnya - cukup menumpangi Toyota Innova.
Mobil tersebut digunakannya untuk transportasi kegiatan pemerintahan, bahkan sejak pelaksana tugas (Plt) hingga saat ini mobil yang digunakan masih sama. Hanya berganti nomor polisi dari BM 2 menjadi BM 1.
Selalu Ngotot
Keunikan lainnya dari sosok Andi Rachman yakni selalu ngotot untuk membangun Riau meski kondisi keuangan daerah pada posisi yang devisit.
Dahulu, ketika Gubernur Rusli Zainal, pembangunan infrastruktur begitu gencar, banyak jejak yang ditinggalkan, seperti; Stadion Utama senilai Rp220 miliar, sejumlah arena olahraga lainnya - bekas Pekan Olahraga Nasional (PON) - juga senilai total ratusan miliar rupiah, kemudian jalan layang, tugu zapin, dan yang tak kalah jadi sorotan adalah tugu hitung mundur PON yang kini "buruk rupa".
APBD Riau yang dipangkas "habis-habisan", bahkan tidak mampu untuk merawat sejumlah arena olahraga peninggalan Rusli Zainal, terlebih Stadion Utama yang sebelumnya menjadi sarang 'Klewang'.
Namun Andi tetap ngotot, bangunan-bangunan tersebut harus tetap menjadi manfaat bagi masyarakat. Bahkan dia siap untuk menyelesaikan utang Stadion Utama peninggalan pemerintahan lalu.
"Tapi harus lewat mekanisme yang sesuai koridor hukum," katanya.
Melihat kondisi keuangan daerah yang begitu menyusut, Andi Rachman juga ngotot agar pembangunan di Riau tetap berjalan, salah satu yang tengah difokuskannya adalah membangun sektor pariwisata.
Dalam dua tahun terakhir, pemerintahan era Andi Rachman begitu ngotot untuk memajukan potensi pariwisata agar menjadi perhatian pemerintah pusat dan magnet wisatawan mancanegara.
Gerakan itu terbukti mendapat dukungan dari berbagai pihak yang kemudian membentuk komunitas-komunitas wisata, salah satunya adalah Exploring Riau Community (XRC).
Meski tanpa dukungan dana pemda, XRC terus bergerak menggali dan menjelajahi sejumlah objek wisata tersembunyi di berbagai wilayah kabupaten/kota di Riau.
Ngototnya sang gubernur pun akhirnya mendapat respon positif Pemerintah Pusat. Pihak Kementerian Pariwisata terakhir mengesahkan Kalender Wisata Riau.
Riau dengan identitasnya sebagai "The Homeland of Melayu" akan menyuguhkan serangkaian event menarik di 2017.
Kalender event ini akan mempromosikan destinasi dan atraksi di Riau seperti Kawasan Obyek Wisata Bono, pacu jalur, serta atraksi bakar tongkang sehingga wisatawan mengenal bahwa provinsi ini cocok bagi mereka yang menggemari wisata minat khusus.
Tidak tanggung-tanggung, Menteri Pariwisata (Menpar) menetapkan target kunjungan wisatawan ke Riau 1 juta turis setiap tahunnya.
Target ini tak lepas dari event-event budaya yang ramai dikunjungi wisatawan asing dalam beberapa tahun terakhir.
"Pak Menteri (Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) meminta Pemprov Riau untuk capai 1 juta wisatawan mancanegara per tahun, padahal awalnya kita mencanangkan seratus ribu saja sudah cukup, itu artinya kita harus bekerja lebih keras lagi," kata Gubernur Riau Andi Rachman.
Dan satu lagi keunikan Andi Rachman yang belum digali secara mendalam adalah; duduk menjadi gubernur bukan keinginan dari dirinya. (RB/fazar)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…