RIAUBOOK.COM - Menjamurnya pasar kaget berada di wilayah Kabupaten Siak dikeluhkan pedagang pasar tradisonal, pasalnya banyak pembeli yang berpindah ke pasar kaget.
"Dengan banyaknya pasar kaget yang dekat dengan pasar tradisional, membuat masyarakat memilih pasar kaget. Hal ini akan merugikan pemerintah daerah, karena menurunnya restribusi pasar tradisional sehingga mengurangi Pendapatan Asli Daerah (PAD)," kata salah seorang pedagang saat Curhat dengan Bupati Siak H Syamsuar yang saat itu melakukan sedang sarapan lontong bersama pedagang di Pasar Belantik Siak, Kamis (18/5/17).
Ia mengatakan, saat ini, pasar kaget sudah melakukan beroperasi disetiap harinya dibeberapa tempat, sehingga mempersulit pedagang di pasar Belantik.
"Jangankan pembeli, pedagang pun sudah lari pak, sebab dagangannya tak laku lagi," curhatnya didepan pak Bupati, yang saat itu sarapan bersama dengan sejumlah pedagang.
Menanggapi hal itu, Bupati Siak H Syamsuar mengatakan, setelah mendengar keluhan pedagang, dalam waktu terdekat ini ia akan memanggil perwakilan pedagang pasar tradisional dan pedagang pasar kaget.
"Nanti kita lihat kesiapan dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian kapan bisa mengumpulkan para pedagang ini," kata Syamsuar.
Syamsuar mengatakan, selain tidak memiliki izin, ada beberapa pasar kaget yang menganggu pengguna jalan. Pasalnya, para pedagang menjual barang dagangannya menggunakan badan jalan.
Setelah mendengar curhat pedagang, Syamsuar langsung meninjau pasar untuk melakukan Sidak untuk mengetahui perkembangan harga bahan pokok menjelang bulan Ramadhan.
Pada Sidak itu juga, tampak Kadis Dagprin Siak Wan Ibrahim, Kadis Koperasi UMKM Siak Budiman Safari, Kabid Pasar Syahrudin Siregar. (RB/Agus)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…