RIAUBOOK.COM - Freddy Budiman telah lama dieksekusi mati oleh aparat kepolisian setelah pengadilan memutuskan hukuman mati terhadap aktor peredaran narkotika dan obat-obatan terlarang di nusantara.
Namun ternyata sampai saat ini masih ada isu terkait dengan upaya pelemahan BNN hingga organisasi-organisasi kemasyarakatan seperti Granat.
Bola panas terkait dengan testimoni pemberian aliran uang kepada oknum-oknum aparat kepolisian masih menjadi buah bibir dan tanda tanya sampai akhir ini.
Setelah sebelumnya terkuaknya dugaan keterlibatan tiga orang oknum perwira tinggi kepolisian tukas Larshen Yunus selaku Ketua DPC Granat Kota Pekanbaru.
Isu yang telah beredar menjelaskan tentang pengakuan Freddy Budiman dihadapan regu tembak, pada saat waktu eksekusi.
Disampaikan bahwa, aliran dana tersebut diberikan kepada tiga orang perwira tinggi polri dengan jumlah fantastis, sebesar Rp900 miliar.
"Opini tersebut sampai-sampai menjadi tanda tanya bagi kalangan masyarakat umum, yang terkejut bahwa aparat kepolisian bermain dalam kasus sebesar ini," kata Larshen Yunus.
Dari data informasi yang dimiliki oleh DPC Granat Kota Pekanbaru, bahwa isu tersebut sama sekali tidak memiliki dasar yang kuat, cenderung hanya bersifat tudahan kepada pimpinan BNN, dalam hal ini adalah Kepala BNN, Budi Waseso.
Dengan demikian, lanjutnya, semua pihak dapat menelaah, bahwa pada akhir-akhir ini para bandar sudah mulai cerdas dari aparat kepolisian.
"Tuduhan-tuduhan yang telah dilontarkan telah menunjukkan bahwa para bandar sigap dalam melawan aparat. Ini bentuk pelemahan bagi BNN terhadap kinerjanya sebagai lembaga pemberantasan narkoba," kata Larshen Yunus yang juga mantan Ketua Generasi Muda BNNP Riau. (RB/rls)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…