RIAUBOOK.COM - Kelompok Maute yang menyerang Kota Marawi, Filipina merupakan kelompok militan yang berafiliasi ke ISIS. Salah satu pimpinan kelompok tersebut, ternyata pernah tinggal di Bekasi dan menikah dengan wanita asal Indonesia.
Dikutip dari merdeka.com, Kamis (15/6/2017), pria bernama Omar Khayam Maute tercatat pernah menjadi pengajar di pesantren daerah Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi selama dua tahun.
Omar juga mempersunting Minhati Madrais, putri dari pimpinan pondok pesantren Darul Amal di Babelan, KH Madrais Hajar yang tak lain murid dari KH Noer Alie, salah satu Pahlawan Nasional Indonesia asal Bekasi.
"Iya betul, menantu," kata KH Madrais Hajar belum lama ini.
Dia mengatakan, putrinya dan Oman menikah di Mesir ketika masih sama-sama menjadi pelajar di sebuah perguruan tinggi pada 2008. Minhati mengambil jurusan Syariah, sementara Omar jurusan tafsir.
"Saya datang ke sana sebagai wali, setahun kemudian lulus, baru pulang ke sini," kata dia.
Menurut Madrais, Omar dan Minhati hanya dua tahun tinggal di Bekasi. Selama itu, Madrais meminta keduanya menjadi pendidik karena sudah menempuh ilmu ke Mesir.
"Itu keinginan saya (menjadi pendidik) supaya dia itu ngajar di sini, kita punya lembaga pendidikan," kata dia.
Tak lebih dari dua tahun, Omar mengajak istrinya pulang ke Filipina. Dia mengaku tak mengetahui motif di balik itu. Namun diduga karena Omar tak sepaham dengan keinginan keluarga istrinya yang memintanya menjadi pendidik.
"Selama dua tahun dirasakan kurang kerasan barang kali, itu hak dia (Omar) bawa istri, orang tua enggak bisa (menahan)," kata dia.
Sejak saat itu, Madrais sudah tak lagi menjalin komunikasi dengan menantunya. Madrais terkejut ketika mendapatkan informasi bahwa Maute terlibat dalam invasi Kota Marawi di Filipina. (mdk)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…