RIAUBOOK - Untuk melakukan perjalanan jauh dengan transportasi umum biasanya seseorang mengamankan barang bawaan kedalam tas yang digembok, namun tahukan anda tas dengan resleting yang digembok ternyata tidak menjamin keamanan barang bawaan kita, lebih dari itu seseorang juga bisa memasukkan barang terlarang kedalam tas kita. Berikut ulasanya.
Tas koper atau ransel dengan gembok ternyata memiliki kelemahan, seseorang dapat membuka tas kita dalam hitungan detik tanpa meninggalkan jejak, sehingga seolah-olah tidak terjadi sesuatu pada tas kita. Modus-modus seperti ini biasanya dilakukan di transportasi umum, bagasi pesawat, hotel dan tempat lain yang memungkinkan untuk menjalankan aksi tersebut.
Pembobolan tas semacam ini jika hanya dilakukan untuk modus pencurian barang kita akan mengalami resiko kehilangan, namun lebih dari itu, tidak menutup kemungkinan adalah jika pembobolan tas dilakukan untuk memasukan barang terlarang, oleh sebab itu kita harus mengetahui cara kerja para pembobol tas agar lebih warpada.
Menggembok kepala resleting memang membuat seseorang tidak bisa membuka resleting. Namun dengan menusukkan bolpoin seperti pada gambar dibawah maka tas akan terbuka, setelah melakukan aksi cukup menjalankan kepala resleting ke depan dan kebelakang maka tas akan tertutup seperti semula.
Setelah mengetahui hal tersebut, bagikan informasi ini ke banyak orang, dan pada saat membeli tas tidak perlu segan menanyakan kekuatan resleting tas yang akan kita beli, jika perlu kita bisa meminta izin pada penjual untuk menguji dengan menggunakan bolpoin seperti cara diatas. Karena memang ada beberapa tas yang resletingnya sudah dirancang secara khusus. (RB/Red2)
Video cara membobol travel bag
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…