Di hari jadi ke-60 tahun Provinsi Riau kabar menghebohkan muncul. Pada Selasa (8/8/2017) Kantor Bupati Bengkalis digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Penggeledahan terkait masalah proyek multiyears (MY) yang melibatkan Sekretaris Kota Dumai Muhammad Nasir yang sebelumnya pernah menjabat Kadis Pekerjaan Umum Bengkalis. Terkait penggeledahan Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, KPK sedang melakukan serangkaian kegiatan penindakan di Riau.
Kabar ini jelas mengenyuh suka ria masyarakat Riau yang pada hari ini, Rabu (9/8/2017) memperingati hari jadi ke-60 Provinsi Riau.
Terlebih Riau kini sedang dalam posisi bangkit dari keterpurukan pencitraan sejak tiga gubernur sebelumnya (Saleh Djasit, Rusli Zainal, Annas Maamun) dan sejumlah kepala daerah, pejabat terjerat hukum.
Dalam hari jadinya yang ke-60 tahun ini Riau mengangkat tema "Menghulu Budaya Melayu, Menghilir Riau Berintegritas". Ada dua nilai penting yang diusung dalam tema. Pertama budaya Melayu dan Riau berintegritas.
Ketua Panitia HUT ke-60 Provinsi Riau, Kasiaruddin di Pekanbaru, Kamis (3/8/2017) menjabarkan filosofi "Menghulu Budaya Melayu, Menghilir Riau Berintegritas" ini bermakna jika di awalnya (hulunya-red) baik, maka ke hasilnya (hilirnya-red) juga akan baik. "Jadi Melayu itu basic, kita sangat ingin menerapkan integritas dalam bekerja," ujarnya.
Lantas adakah kaitannya HUT ke-60 Provinsi Riau dengan penggeledahan yang dilakukan KPK Selasa (8/8/2017) di Kantor Bupati Bengkalis? Jawabnya jelas ada.
Merujuk pada filosofi tema HUT Provinsi Riau di atas boleh dibilang inilah ujian pertama yang harus dihadapi Riau dalam upayanya menciptakan aparatur dan penyelenggara daerah yang berintegritas, dalam konteks ini salah satunya bersih dari korupsi.
Menciptakan Riau yang bersih adalah sebuah keniscayaan. Semua stakeholder harus terlibat dan merasakan semangat itu.
Memang tidak mudah memulihkan citra Riau, tidak seperti semudah membalikkan telapak tangan, tapi mewujudkan yang Riau yang bersih bukanlah sesuatu yang mustahil jika semua unsur bersama-sama bersungguh-sungguh. Tentu, ini harus dimulai dari para penguasa dan petinggi daerah yang diikuti di arus bawah.
Ya, dibutuhkan semangat dan konsistensi, butuh waktu untuk mewujudkannya, sebelum waktu juga yang menjawab berhasil atau tidaknya kita memulihkan citra Riau.
Butuh semangat kebersamaan dan kesadaran. Mengesampingkan egosentris pribadi dan golongan, membuang keserakahan dan ketamakan. Membuang kepura-puraan dan menjunjung tinggi nilai kejujuran dan tanggung jawab. Karena amanah itu bukanlah kesempatan, tapi tanggung jawab yang harus mampu merefleksikan arti kesejahteraan.
Kasus proyek multiyear yang membidik Sekko Dumai adalah bagian kecil dari sekian banyak kasus korupsi yang kini muncul di permukaan. Kita tidak tahu esok siapa lagi yang terbidik. Namun pertanyaan muncul, inginkah kita kondisi ini terus-terusan terjadi menimpa anak Riau?
Sempena HUT ke-60 tahun Provinsi Riau, saatnya seluruh anak Riau dan stakeholder menghayati apa yang telah terjadi dan mengambil iktibar untuk memulai sesuai yang baik ke depan. Menghayati kembali nilai-nilai ke-Melayuan daerah ini yang memuat sejuta nilai kebaikan dan kebajikan dan menjadikannya ruh dan penopang dalam melangkah ke depan.
Sehingga akan terwujud penyelenggara dan aparatur daerah yang jujur dan berintegritas yang menghasilkan produk-produk kejayaan bagi seluruh masyarakat Riau di seluruh sektor. Semoga. Selamat hari jadi ke-60 Provinsi Riau.***
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…