RIAUBOOK.COM - Rapat Koordinasi Rabies se-Sumatera dilaksanakan sebagi bentuk komitmen untuk menyelesaikan kasus rabies yang terjadi di regional ini.
Rakor dilaksanakan secara bersama oleh seluruh Provinsi di Sumatera karena menyadari hal ini tidak akan bisa diselesaikan secara maksimal apabila dilakukan sendiri-sendiri.
Ini disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Askardiya Patrianov disela-sela menghadiri pembukaan Rakor Rabies se-Sumatera di Hotel Aryaduta Pekanbaru, Selasa (12/9/2017) malam.
"Di Riau kasus rabies turun, tapi kalau di provinsi lain belum turun, ini akan berimbas ke Riau juga," kata Patrianov menjelaskan.
Dari tahun 2016 ke tahun 2017, Riau mengalami penurunan kasus rabies, dibeberapa provinsi tetangga juga ada yang turun, namun ada juga yang bertahan (tidak mengalami penurunan).
"Penyakit inikan mobile, hari ini bisa terjadi di suatu tempat, hari berikutnya bisa muncul di tempat lain, hal ini yang harus kita kawal," katanya lagi.
Menurutnya, kata kunci persoalan ini adalah pengendalian anjing. Hewan ini adalah penular utama penyakit rabies. Selain itu kucing dan kera juga termasuk.
"Tapi yang paling banyak muncul kasusnya itu tertular dari anjing," kata Patrianov.
Untuk itu pihaknya fokus dalam melakukan vaksinasi kepada anjing. Karena dengan maksimal vaksinanasi kepada hewan ini, biayanya lebih nurah daripada ketika harus mengobati rabies yang tertular ke manusia.
"Biaya vaksinasi itu hanya Rp 25 ribu-Rp 50 ribu per ekor, daripada harus mengobati pada kasus yang terjadi pada manusia," katanya.
Saat ini diperkirakan ada sekitar 250 ribu ekor anjing. Untuk menekan rabies diperlukan vaksinasi sekitar 70 persen dari total hewan tersebut.
Namun karena dana yang terbatas, maka dilakukan prioritas vaksinasi, yaitu di tempat yang rawan dan terbuka.
Sementara di Riau semua daerah sudah terjadi kasus rabies. Namun di beberapa daerah ada yang sudah mengalami penurunan.
"Pekanbaru itu menurun (kasus rabies-red), kita fokus ke Pekanbaru dan Dumai, Alhamdulillah sudah ada penurunan dari 2016 ke 2017," katanya.
Menurutnya rakor kali ini akan penting karena waktu yang ada untuk mencapai target Sumatera bebas rabies 2020 hanya tinggal 3 tahun lagi.
Turut hadir dalam pembukaan Rakor ini Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan se-Sumatera, Kepala Dinas Kesehatan serta dokter hewan dan instansi terkait. (RB/habir)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…