Mereka menyerang orang yang mengkritik cara mereka bekerja sebagai koruptor.Buat mereka, lebih baik Anda korup tetapi memuji cara kerja mereka yang gaduh dan gagal. Daripada bersih tapi mengritik.
Orang bersih dijebak karena membuat kritik tetapi yang kotor dilindungi asalkan diam.
Mereka dibeli oleh maling besar untuk meramaikan, sukses bikin gaduh kasus-kasus sensasi. Cirinya: kalau ada kerugian negara yang besar pasti aman. Akhirnya ditutup setelah sensasinya selesai.
Buat mereka, korupsi adalah apa yang bikin ramai dan bikin citra mereka sebagai pahlawan tinggi. Buat mereka kerugian negara Trilyunan gak penting sebab itu sulit dicari dan sudah selesai dengan negosiasi.
Kasus besar dinego di belakang layar. Kasus kecil ditayangkan di depan layar. Dengan alat yang mereka punya mereka hancurkan reputasi negara demi permainan mereka sendiri.
Mereka tidak peduli nama baik lembaga lain yang penting mereka dan konco-konco mereka yang terpuji. Mereka halalkan segala cara karena yang haram hanya definisi mereka soal korupsi.
Jual aset sita negara secara gelap gak apa-apa demi memberantas korupsi. Hukum publik dibikin sendiri dan disimpan sendiri dan dipakai sendiri halal asalkan untuk kepentingan kerja mereka.
Menyogok saksi tidak masalah asalkan mereka mengaku dan memudahkan pembuktian pengadilan. Lawyer dilarang mendampingi, atau dibiarkan asalkan dapat diancam untuk mengakui plot yg mereka buat.
Saksi diancam dan disuruh diam sebab kalau tidak kasusnya akan dikembangkan dan dicari yang lain. Kehidupan privasi orang dibuka di ruang publik untuk menghancurkan nama di ruang sidang.
Persidangan media dibiarkan dan dikembangkan malah trial by the press merupakan jalan yang efektif. Mereka masuk ruang sidang hukum setelah memenangkan opini publik. Hakim ditekan dan ditakuti.
Kalau hakim menghukum berat mereka puji dan usulkan promosi. Mereka undang dan beri penghargaan dalam dan luar negeri. Hakim yang menghukum rendah apalagi membebaskan akan dihabisi dan dimaki-maki.(RB/yopi)
*Oleh Fahri Hamzah, penulis adalah Wakil Ketua DPR RI. Tulisan ini diambil dari akun Instagram pribadi @fahrihamzah
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…