RIAUBOOK.COM - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menghadiri pelepasan dan pembekalan lulusan lulusan IPDN angkatan XXIII asal pendaftaran Provinsi Riau untuk melaksanakan tugas di seluruh Indonesia.
Dalam sambutannya Gubri memberi motivasi bagi seluruh alumni IPDN yang akan melaksanakan tugas di seluruh Indonesia, untuk tidak perlu khawatir dan tidak ada yang perlu ditakutkan dengan penempatan tugas baru.
"Apa yang perlu ditakutkan? Jauh dari orang tua? jodoh, rezeki dan mautkan sudah diatur," kata Andi Rachman, sapaan akrabnya.
Gubri mengatakan memang terdapat kebijakan baru terkait alumni IPDN. Sesuai dengan Peraturan Mendagri, untuk tahun penempatan tidak lagi mengacu kepada daerah asal pendaftaran, tapi di sebar ke kementerian/lembaga, daerah perbatasan serta seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia.
"Tapi setelah 2 tahun menjalani penempatan kerja, bisa ditarik kembali ke Riau, caranya ya kita koordinasi meminta kepada tempat kerjanya itu lagi," katanya.
Yang penting menurut Gubri adalah menanamkan sikap dan integritas dalam bekerja, sesuai dengan yang diterapkan di Provinsi Riau.
Dijelaskan oleh Gubri, 15 persen alumni IPDN akan ditempatkan di kementerian dan lembaga, 35 persen akan ditempatkan di daerah perbatasan.
"Sisinya yang 50 persen akan disebar di seluruh provinsi, kabupaten dan kota di Indonesia," kata Gubri.
Selain itu juga dilakukan penyerahan SK Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) bagi alumni IPDN angkatan XXIV dan pelaksanaan orientasi di Provinsi Riau.
Alumni IPDN angkatan XXIII yang akan melaksanakan penempatan kerja sebanyak 98 orang terdiri dari 70 orang putra dan 28 putri.
Sementara alumni IPDN angkatan XXIV sebanyak 96 orang yang akan melaksanakan orientasi kerja selama satu tahun di Provinsi Riau. (RB/habir)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…