RIAUBOOK.COM - Tahun ini, Festival Siak Bermadah mengadakan lomba Tari Zapin Kreasi Baru Internasional yang diikuti oleh beberapa tim kesenian termasuk tim dari negara tetangga.
"Dari negara Malaysia di utus Sanggar Budaya Sri Pengkalan dan Singapura Sanggar Gentari," kata kepala Dinas Pariwisata Fauzin Asni saat pembukaan Festival Siak Bermadah di panggung Siak Bermadah, Selasa (10/10/17) malam.
Selain itu, lanjut Fauzi, juga mengatakan ada peserta dari tim Provinsi dari Kabupaten Muara Jambi, Sumatera Utara mengutus Sanggar Centra Seni Serdang Bedagai, utusan Sanggar dari Sumatera Barat dari ISI Padang Panjang, DKI Jakarta dengan Sanggar Melati Putih Utusan Tiba, serta sejumlah sanggar yang ada di Kabupaten/kota di Riau yakni dari Kuansing mengutus Sanggar Tari dan Musik Mentuo, juga utusan dari Dewan Kesenian Rohil dan AKMR Pekanbaru,
"Sementara dari tuan rumah, Siak sendiri dengan Sanggar Pengat Production bersama Sanggar Tasik Seminai," ucap mantan asisiten I Setakab Siak itu.
Festival yang mengusung tema "Kembangkan Adat dan Budaya untuk Mengangkat Marwah Negeri" dibuka Bupati Siak H Syamsuar, dengan digelarnya festival ini, sudah 15 kali Siak menggelar festival Siak bermadah.
H Syamsuar dalam sambutannya, ia menyebutkan bahwa Festival Siak Bermadah merupakan ajang apresiasi kesenian dan kebudayaan masyarakat Melayu di Kabupaten Siak.
"Tradisi daerah tahunan ini, sejak lama telah digelar di Negeri Istana. Beberapa tahun terakhir, pengemasan acaranya, Alhamdulillah, terus membaik dan pelaksanaannya dirangkaikan pula dengan senarai kegiatan lain, dengan tujuan turut menyemarakkan Hari Jadi Kabupaten Siak, yang InsyaAllah pada tanggal 12 Oktober mendatang, genap berusia 18 tahun," ujar Datuk Setia Amanah itu.
Pada mulanya helat ini dilaksanakan dengan tujuan mengevaluasi pembinaan kesenian dan kebudayaan daerah yang dikembangkan melalui komunitas seni dan sanggar-sanggar di ceruk-ceruk kampung, sekaligus menghidupkan UKM masyarakat yang bergerak dalam bidang produksi aneka instrumen seni budaya serta peralatan terkait adat istiadat masyarakat Siak, yang kental dengan nilai-nilai Melayu nan religius. Namun seiring waktu, tujuan pelaksanaan Festival Siak Bermadah tersebut terus berkembang, melampaui tujuan pokok yang dicanangkan diawal-awal pelaksanaannya.
Hari ini, kata Syamsuar, Festival Siak Bermadah tak lagi sekedar menjadi ajang evaluasi pembinaan seni budaya semata, atau hanya menjadi stimulan bagi tumbuhnya UKM produk-produk kebudayaan di Siak. Namun lebih dari itu, helat ini telah menjadi wajah kebudayaan masyarakat Melayu yang amat kaya dengan adat istiadatnya. (RB/Agus)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…