RIAUBOOK.COM - Setelah mencuat di publik HM Wardan (Petahana Inhil) dan H Syamsuddin Uti (Ketua Demokrat Inhil) dinyatakan akan berpasangan pada Pilkada 2018 mendatang, timbul isu kalau pasangan ini melenggang di atas angin tidak ada lawan kecuali kotak kosong.
Menanggapi isu tersebut, Profesor Sofyan Hamim menyatakan perjalanan Pilkada masih panjang dan masih banyak partai di Inhil yang belum menentukan Balon.
"Itu hanya opini mustahil, dan ini seperti ketakutan dari petahana saja sehingga melempar isu kotak kosong. Kecuali semua partai di Inhil sudah mengambil sikap, baru kita bisa bicara kotak kosong," jelasnya, Sabtu (28/10/2017)
Prof menambahkan, petahana memang sedang dalam performa terbaiknya sekarang ini, ditambah lagi figur yang diambilnya untuk dijadikan pasangan merupakan orang yang sudah sering masuk nominasi Pilkada, akan tetapi katanya pula, perlu diingat peluang Abdul Wahid, H Rosman Malomo dan Agus Salim tetap terbuka karena mereka memiliki poros sendiri.
"PDI P, PKB, Nasdem, PPP, PKS, Gerindra, Hanura, masih bisa membentuk 3 pasang calon. Jadi, kecil sekali bisa melawan kotak kosong," jelas Sofyan.
Profesor juga berpendapat, untuk memberi pendidikan politik dan iklim demokrasi yang sehat dan berkualitas, sebaiknya tidak ada calon yang memborong partai, dalam artian mentang banyak uang lantas bermaksud mematikan gerak lawan yang duitnya pas-pasan. "Sebaiknya tidak ada yang memborong partai dengan modal uang yang banyak, karena itu sama aja money politik," ujarnya.
Disamping itu, Profesor menyebutkan pula peluang pasangan HMW dan HSU bisa menang telak bila pada Pilkada 2018 mendatang ada 4 pasang calon.
"Kalau 2 pasang petahana kalah tipis, kalau 3 pasang petahana menang tipis, kalau 4 pasang cukup besar peluang menang," menurutnya. (RB/Habibie)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…