RIAUBOOK.COM - Orang-orang kaya Indonesia biasanya dikenal sebagai pengunjung luar negeri paling fanatik, menghamburkan uang di negara-negara luar dan meninggalkan negara kelahirannya.
Bahkan mereka yangsukses di luar negeri bisa dihitung dengan jari, terlebih mereka yang berbisnis properti di luar negeri.
Dari mereka yang segelintir itu, tersebut Iwan Sunito dan Paul Sathio. Keduanya merupakan pendiri Crown Group dengan komposisi kepemilikan masing-masing 50 persen.
Fasilitas Kolam renang di Skye Hotel Suites, Parramatta, Australia.(Dokumentasi Crown Group)
Karena duo inilah, Crown Group sekarang dikenal sebagai pengembang terkemuka di Australia dengan pendapatan penjualan lebih dari Rp 5 triliun per tahun.
Pendapatan penjualan tersebut dikontribusi oleh hunian vertikal (apartemen) yang tersebar di seantero Sydney, kota tersibuk di benua kanguru itu.
Tipe kamar di Skye Hotel Suites(Dokumentasi Crown Group)
Kendati lebih beken sebagai spesialis residensial, Crown Group dapat dengan mudah membidik pasar hospitalitas melalui pengembangan hotel bintang lima.
Tak tanggung-tanggung, hotel bintang lima ini merupakan yang perdana di kawasan Parramatta, central business district (CBD) kedua di negara bagian New South Wales setelah Sydney.
Mereka bahkan berani mengoperasikan sendiri hotel bertajuk Skye Hotel Suites ini, tanpa menggandeng rantai operator hotel internasional.
Husk & Vine di Skye Hotel Suites(Dokumentasi Crown Group)
Berkompetisi dengan merek mewah lain macam Sofitel dari Accorhotels, atau Sheraton milik Starwood, justru dianggap sebagai tantangan yang harus ditaklukkan.
"Kami ingin membangun impresi positif dan citra sendiri di mata publik, bahwa Crown Group mampu berbicara di sektor perhotelan. Ini sejalan dengan visi bisnis kami yang selalu berinovasi dengan kualitas layanan (service), desain, dan konstruksi," kata Iwan dilansir RiauBook.com dari KompasProperti, Minggu (29/10/2017).
Iwan memaparkan, Skye Hotel Suites dirancang dengan konsep resor, dengan penekanan pada kenyamanan, kelengkapan fasilitas, dan kemudahan untuk melakukan aktivitas harian lainnya seperti berbisnis, relaksasi, dan hiburan.
Lobby Skye Hotel Suites(Dokumentasi Crown Group)
Director of Hotels and Suites Wayne Taranto menambahkan, berbeda dengan hotel bintang lima lain pada umumnya, Skye Hotel Suites dirancang dengan desain modern kontemporer dan sarat warna-warna dekoratif netral.
Meski modern dan terkesan netral, tak lepas dari nuansa elegan sebuah hunian mewah dengan sentuhan teknologi mutakhir berupa internet of things (IoT).
"Segala sesuatu berjalan hanya dengan satu sentuhan (one touch button). Lampu dan pengatur suhu udara akan hidup jika ada penghuni (tamu), ini juga bisa disebut hotel hemat energi dan ramah lingkungan," kata Wayne.
Skye Hotel Suites mencakup 16 Deluxe Studio Suite, 8 Deluxe 1 Bedroom Suite, 8 Deluxe 1 Bedroom Suite dengan ruang belajar, 8 Deluxe 2 Bedroom Suite, 8 Premier Queen 2 Bedroom Suite, 16 Premier King 2 Bedroom Suite, dan 8 Executive 2 Bedroom Suite.
Fasilitas yang melengkapinya antara lain, Husk & Vine Kitchen and Bar, tiga ruang pertemuan, masing-masing seluas 224 meter persegi. Setiap ruangan dilengkapi dengan proyektor dan layar yang bisa dibuka dan ditutup secara otomatis.
Sky Bar di Skye Hotel Suites(Dokumentasi Crown Group)
Ketiga ruang pertemuan tersebut bisa digabungkan menjadi satu tempat untuk mengakomodasi konferensi yang lebih besar.
Selain itu, Skye Hotel Suites juga menawarkan amenities lainnya berupa ruang spa dan sauna, kolam renang lengkap dengan kolam arus air hangat (whirlpool), biskop mini, dan ruang gym.
Untuk membangun fasilitas akomodasi sebanyak 72 kamar ini, Crown menghabiskan dana sekitar 250 juta dollar Australia atau ekuivalen Rp 2,6 triliun.
Sejak beroperasi pada 1 Agustus 2017, Wayne mengatakan, Skye Hotel Suites mencatat tingkat hunian rata-rata 70 persen dengan tarif termurah 200 dollar Australia, dan pendapatan per kamar yang tersedia atau revenue per available room (RevPAR) 285 dollar Australia.
"Bahkan pada saat-saat tertentu seperti akhir pekan bisa 85 persen. Kami harapkan 100 persen saat liburan natal dan tahun baru," cetus Wayne.
Cagar budaya
Skye Hotel Suites berada di Parramatta Village by Crown. Ini merupakan sebuah pengembangan multifungsi atau mixed use development yang menggabungkan hotel dengan apartemen.
Uniknya, di area ini terdapat situs cagar budaya dan peninggalan arkeologi Wheatsheaf yang dibangun tahun 1840-an.
"Kami tidak menghancurkan situs ini. Kami justru bangga ada situs cagar budaya di tempat ini," sebut wayne.
Tiap tahun, Crown menganggarkan dana 1 juta dollar Australia kepada pemerintah setempat untuk perawatan benda-benda arkeologi ini.
300 kamar
Ke depan, Crown menargetkan dapat mengoperasikan 300 kamar dalam tiga hotel yang seluruhnya berlabel Skye Hotel Suites.
Selain di Parramatta, Skye Hotel Suites akan berada di CBD Sydney yang akan dibuka pada awal tahun 2018, dan di Green Square yang ditargetkan beroperasi pada 2019.
"Seluruhnya 300 kamar. Kami yang mengoperasikan sendiri. Tidak tertutup kemungkinan setelah settle, kami justru yang akan mengelola properti milik pengembang lain," demikian Wayne. (RB/kpc)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…