RIAUBOOK.COM - Pemerintah Provinsi Riau terus memperkenalkan batik Riau dengan keunikan dan cirikhas yang tentu berbeda dengan batik Jawa yang memang lebih dikenal dan mendunia.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau Raja Yoserizal Zein mengatakan, pase batik yang ada di Riau ini hampir sama masanya.
Kata dia, batik Riau sudah lama ada, hanya yang membedakan, jika batik Jawa dengan tulis atau canting, sementara Riau dikenal dengan batik cap.
"Fase batik antara Jawa dan Riau sebenarnya hampir sama. Hanya selama ini batik memang identik dengan Jawa. Padahal tidak. Ini perlu pemahaman. Hanya saja, batik Jawa motifnya dengan tulis, sementara Riau dengan batik cap," kata Yoserizal, Senin (20/11/17).
Batik Riau sudah ada sejak abad ke 18 lalu atau sejak jaman kerajaan Melayu Daik Lingga antara 1824-1911.
Menurut dia, berbeda dengan proses pembuatan batik di Pulau Jawa, pada saat itu, proses pembatikan tidak menggunakan lilin sebagai pembatas warna.
Pada saat itu, kerajinan batik Riau hanya lebih dikenal dikalangan bangsawan istana dalam bentuk kerajinan batik cap yang terbuat dari perunggu dengan berisi motif-motif khas Riau.
"Jadi sebenarnya batik Riau ini sebenarnya bukan hal baru," kata mantan Karo Humas dan Kepala BPAD Riau ini.
Selain itu menurut Yoserizal lagi, Riau juga memiliki kekayaan dari hasil tenunan, bahkan Pemerintah Pusat sudah mengakuinya sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), khususnya tenun Siak.
Selain itu, lanjut dia, masih ada tenunan Indragiri dan berbagai daerah lainnya, hanya saja kerajinan tenun di Riau yang ada diberbagai daerah tersebut belum tersusun dengan baik.
"Kita juga berharap selain tenun Siak yang sudah diakui tersebut, tenun dari daerah lainnya bisa kita angkat juga. Ini kekayaan kita yang harus kita bangkit lagi," demikian Yoserizal. (RB/MC)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…