RIAUBOOK.COM - Kementerian Pemberdayaan Perempuan BEM Universitas Riau telah melakukan kunjungan kerja ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Riau atau yang disingkat dengan P2TP2A pada Senin (04/12/2017) kemarin di Kantor P2TP2A, tepatnya di Jl. Diponegoro No 36a, Komplek Kantor Dharma Wanita.
Kunjungan kerja tersebut disambut oleh Risdayati, M.Si atau yang akrab disapa dengan Umi Risda selaku ketua P2TP2A Provinsi Riau. Beliau didampingi oleh lawyer dan psikolog dari P2TP2A Provinsi Riau. Sedangkan dari pihak BEM UR, turut hadir Nur Alaina selaku Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan BEM UR, Annesa Fista Savitri selaku Dirjen Eksternal KemenPP BEM UR, perwakilan dari Forum Perempuan UR dan sejumlah pengurus BEM UR lainnya. Selain bertujuan untuk menjalin silaturrahmi, kunjungan ini juga bertujuan untuk membahas isu dan kasus terkini terkait permasalahan perempuan dan anak.
Adapun isu utama yang dibahas dalam diskusi tersebut terdapat 3 isu, yakni isu kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak, isu pemerkosaan terhadap anak di bawah umur, dan isu jual beli anak (human trafficking). "Saat ini kasus kekerasan, pelecehan, dan pemerkosaan terhadap perempuan dan anak serta kasus human trafficking semakin marak muncul di permukaan yang menandakan bahwa ini bukan pertanda pemerintah telah gagal, namun ini merupakan suatu keberhasilan karena sudah banyak masyarakat yang berani melapor dan menuntut keadilan", ungkap Umi Risda.
Saat ini P2TP2A telah mampu memetakan pola dari kasus-kasus tersebut di Riau, dan upaya preventif dari P2TP2A Provinsi Riau juga telah dilakukan, salah satu upaya yang dilaukan ialah dengan adanya Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) di Kota Pekanbaru dan Kota Dumai untuk mencegah kasus jual beli anak (human trafficking) di kalangan masyarakat. Selain di Kota Pekanbaru dan Kota Dumai, upaya preventif ini pun sudah mulai dibentuk dan dikembangkan di Kabupaten lain yang terdapat di Provinsi Riau.
Dalam kesempatan lain, Umi Risda sangat berharap akan adanya sebuah gebrakan dan kepedulian lebih dari mahasiswa yang dipandang sebagai agent of change atau yang memiliki power dan semangat yang besar.
"Kita berharap rekan-rekan mahasiswa mampu memaksimalkan gerakan untuk mengakhiri kasus kekerasan pada perempuan dan anak, mengakhiri perdagangan anak, dan mengakhiri ketidakadilan akses ekonomi terhadap perempuan", ujar Risda.
Selain melakukan beragam pembahasan terkait isu perempuan dan anak, kunjungan kerja kali ini juga menyepakati sebuah Momerandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh pihak BEM UR dan P2TP2A Provinsi Riau. Penandatanganan MoU ini merupakan salah satu kerjasama antar kedua belah pihak dalam menyepakati 3M, yaitu Mengakhiri kekerasan pada perempuan dan anak, Mengakhiri perdagangan manusia, dan Mengakhiri ketidakadilan akses ekonomi terhadap perempuan.
Lebih lanjut Annesa Fista Savitri selaku Dirjen Eksternal Kementerian Pemberdayaan Perempuan BEM UR berharap agar kepedulian masyarakat terhadap kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan dan anak lebih ditingkatkan lagi.
"Masyarakat memegang peranan yang sangat penting dalan pencegahan dan pengaduan setiap kasus yang melibatkan perempuan. Untuk itu kita berharap agar masyarakat dapat lebih peka terhadap isu tersebut. Kemudian untuk mahasiswi yang mungkin memiliki masalah serupa, agar mau terbuka dan melapor kepada P2TP2A", ujar Annesa.
Lebih lanjut Anne menyatakan bahwa dalam kasus ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan BEM UR siap untuk mendampingi segala proses pengaduan yang akan dilakukan oleh siapa saja yang memiliki masalah pelecehan, kekerasan, pemerkosaan, hingga human trafficking. (RB/yopi)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…