RIAUBOOK.COM - Oleh Mustakim, M.Pd
Menanggapi status FB "Juprizal Humam" (PDI Untung Andi Rachman Rugi; Partai pendukung Penista Agama vs Orang Minang)
Perlu kiranya saya menanggapi status FB "Juprizal Humam" sebagai upaya Edukasi kepada masyarakat secara umum.
Semua umat manusia (tidak hanya politisi) akan merasa beruntung jika telah menyepakati sebuah kerjasama, dan apalagi seorang calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Tak banyak politisi yang mampu menjalin kerjasama dalam hal ini. Tak banyak pula politisi yang mampu "menyelaraskan" antara kemampuanya dan ambisinya. Saya melihat Pak Andi dan Pak yatno (begitu panggilan akrabnya) sangat berpotensi memenangkan Pilgubri. Energinya di bawah sudah terasa. Gressroot maksudnya.
Semua politisi dengan partainya tentu akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan Pilkada. Itu hal yang wajar karena Partai adalah lembaga/organisasi yang legal menjalankan politik praktis demi merebut kekuasaan.
Status nomor 3 saudara Juprizal banyak mengandung kalimat tendensius kepada etnis tertentu. Saya jelaskan saudara bahwa pada hakikatnya setiap manusia ciptaan Allah SWT. Mungkin sebagian kaya raya dan sebagianya melarat. Bisa kaya raya mampu memahami jalan menuju kekayaan. Itu adalah Sunnatullah/hukum alam/hukum kausalitas) saya justru ingin bertanya kepada saudara Juprizal sebagai mantan aktivis, kenapa saudara justru mempermasalahkan orang kaya dari etnis China atau Batak? Bukankah setiap etnis di Indonesia (tanpa harus membeda-bedakan) ada yang kaya ada juga melarat? Bukankah orang Melayu, jawa, minang, mandailing, banjar, bugis dll juga banyak yang kaya raya dan melarat juga? Orang kaya adalah contoh positif bagi siapapun yang ingin sukses dalam mengembangkan ekonomi. Jangan mempermasalahkan orang kaya hanya karena tidak satu suku dengan saudara? Menurut saya ORANG KAYA ADALAH CONTOH POSITIF BAGI SIAPAPUN. Karena Islam juga menganjurkan agar umatnya kaya. Jika saudara ber-empati kepada orang miskin maka bekali mereka dengan ilmu dan kegigihan. Jangan mengumbar kebencian dengan motif kecemburuan ekonomi. Itu sama sekali tidak berfaedah apa-apa bagi masyarakat. Justru sentimen suku dan agama yang akan merusak mental kemanusiaan.
Status saudara no 4 ini tidak menunjukan fakta yang benar di lapangan. Maka saran saya sekali-kali mainlah ke Rokan Hilir, Negeri yang di kenal dengan "seribu kubah". Sebuah daerah di ujung barat laut Negeri Riau yang majemuk dengan mayoritas Muslim taat dan moderat.
Sebagai politisi (sebagaiamana layaknya para politisi) pak Andi juga berharap seluruh partai akan mendukungnya. Namun setiap partai pada ahirnya harus menentukan sikap cepat atau lambat. Maka kita doakan agar pak Andi di dukung oleh partai-partai yang lain. Tak hanya Golkar dan PDI saja. Insya Allah.
Sebagai anak Riau kita lebih "afdhal" dengan mengutamakan identitas ke-riauan yang plural daripada menarik narik issue primordial yang sebenarnya tidak relevan lagi dalam perkembangan Demokrasi modern.
Jika kita sama-sama makan dari hasil bumi Riau dan minum dari tanah Riau maka Riau adalah Ibu pertiwi. Riau sebagai "The Home land Of Melayu" sebagai tanah air Melayu tidak boleh di nomor duakan. Riau tetap Nomor satu bagi warganya, titik.
Jika saudara ingin memaksakan diri berupaya menarik-narik kasus Ahok di Jakarta nun jauh disana, untuk "menyerang" pak Andi dan pak Yatno itu sungguh sangat-sangat tidak relevan saudaraku. Baik pak Andi maupun pak Yatno adalah orang yang sangat ber-etika dan mungkin etika saudara belum ada apa-apanya (menurut saya) dibanding beliau berdua. Pak Andi dan pak Suyatno orang yang berhati hati dalam setiap ucapan dan tindakanya.
Sebaiknya saudara bertabayyun dengan seluruh kader partai PDI-P karena bisa jadi tuduhan-tuduhan saudara Juprizal hanya berbuah penyesalan di "Yaumul mizan". Setahu saya kader PDI-P juga Muslim yang taat. Dan satu hal lagi, jika ada seorang muslim mendukung penistaan atas agamanya sendiri itu adalah hal yang mustahil menurut akal sehat. it's Imposible! dengan kata lain; Tidak mungkin orang beragama akan mendukung penistaan agamanya sendiri. hal itu tidak lebih hanya sebuah tuduhan sahaja.
Bahkan melabeli/memfitnah PDI-P (itu artinya seluruh kader) sebagai pendukung penista agama adalah hal yang ngawur. Kemudian "tuduhan itu" berpotensi menyeretmu kedalam kerak Neraka. Ingatlah ayat Alquran yang artinya: "Fitnah lebih dahsyat dari pembunuhan" Maka Budayakan Tabayyun jika saudara benar mencintai Allah dan RosulNya. Wallahu Alam.
*Penulis adalah Anak Riau yang bangga dengan Riau, aktif di DPD KNPI Provinsi Riau. (RB/yopi)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
Manfaat Medsos Bagi Praktisi Public Relations Saat Pandemi Covid-19
RIAUBOOK.COM - Menurut jurnal komunikasi yang saya baca tentang "Pemanfaatan Sosial Media bagi Praktisi Public Relations di Yogyakarta" Internet pada…