RIAUBOOK.COM - Oleh Ustad Felix Siauw
Faktanya, bagi ummat Nasrani, 25 Desember itu merayakan Natal (kelahiran) Yesus Kristus yang bagi mereka adalah Tuhan.
Sedangkan Muslim, mengimani Yesus Kristus (Isa Al-Masih), hanya sebagai Nabi dan Rasul Allah, bukan sebagai Tuhan.
Maka saat kita mengucapkan "Selamat Natal", sejatinya kita mengakui yang mereka yakini, bahwa Tuhan lahir di tanggal itu, meski kita berdalih, niat dan dalam hati saya tidak begitu.
Dalam Islam, jelas-jelas ulama bersepakat bahwa haram hukumnya mengucapkan tahniah (selamat) pada hari raya dan syiar-syiar agama lain yang bertentangan dengan keyakinan kita.
Toleransi adalah meyakini keyakinan kita, dan membiarkan yang lain meyakini sesuai keyakinan mereka. Beribadah dengan cara kita dan membiarkan yang lain beribadah dengan cara mereka.
Karena itu, toleransi dalam hal ini, membiarkan ummat Nasrani melakukan apa yang mereka yakini tanpa mengganggu mereka. Bukan ikut-ikutan dalam perayaan mereka dalam bentuk apapun.
Justru intoleransi, apabila memaksa Muslim untuk mengakui, mengucapkan selamat, atau mengikuti perayaan selain Islam. Karena mereka sudah meminta kita meyakini yang mereka yakini.
Tak mengucap selamat pada hari raya pada ummat lain, bukan berarti kita harus membenci mereka, kita mencintai mereka sebagai sesama manusia, dan mendoakan mereka agar beroleh hidayah dan bersama di dalam agama yang haq, yaitu Islam.
Selamat berdakwah, sampaikan pada sahabat, beginilah toleransi kaum Muslim, pada mereka yang berlainan keyakinan, saat mereka merayakan hari raya mereka.
*Felix Siauw adalah penulis, pengemban dakwah, bersama yang menginginkan kebangkitan Islam. Tulisan ini diambil dari akun instagram milik @felixsiauw, Kamis (21/12/2017). (RB/yopi)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…