RIAUBOOK.COM - Kepala Badan Restorasi Gambut RI Nazir Foead mengatakan pihaknya tahun ini menargetkan 140 ribu Ha lahan gambut yang ada di Riau untuk direstorasi, Jumat (23/2/2018) di Kantor Gubernur Riau.
"Seleruh provinsi yang dikerjakan langsung oleh BRG dan mitra pemerintah daerah atau kabupaten, saya tidak menghitung yang perusahaan, itu se-Indonesia sekitar 200 ribu Ha lebih sedikit yang telah dibasahi, khusus Riau dalam catatan kami ada sekitar 27 ribu Ha untuk tahun lalu, tahun ini kita menargetkan sekitar 140 ribu, jadi ada peningkatan berkali-kali lipat," kata Nazir kepada RiauBook.com.
Nazir merasa optimis bahwa restorasi dengan luasan sebesar itu dapat dicapai karena pada tahun ini, beliau mengatakan, pihaknya bekerja bersama dengan fungsi organisasi melalui tugas perbantuan.
"Di kawasan konservasi misalnya, yang dibawah Kementerian LHK, itu kami langsung kerja untuk melakukan pembasahan, kemudian kalau dikawasan hutan atau HPL, itu Dinas bersama BRGD (Badan Restorasi Gambut Daerah), jadi terdapat satu rencana kerja, satu program, sehingga akan concurrent (berbarengan) dan dengan pelaksaan yang jauh lebih banyak Satkernya, kami yakin bisa mencapai 140 ribu," kata Nazir.
Dia juga mengatakan bahwa, anggaran yang dikucurkan pada tahun ini jumlahnya mencapai Rp Rp 49,5 miliar.
"Tahun ini anggarannya Rp 49,5 miliar, kalau tahun lalu saya gak ingat tapi memang dibawah itu, yang jelas untuk tahun ini meningkat," demikian Nazir.
Sementara, Pemprov Riau Riau sendiri melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan hanya mengeluarkan dana sebesar Rp 800 juta untuk pencegaham kebakaran lahan dan hutan.
"Untuk pencegahan sekitar Rp 800 juta, itu untuk patroli, sosialisasi, sampai mengoptimalkan masyarakat peduli api," kata Evrin Rizaldi yang menjabat sebagai Kadis LHK Prov. Riau kepada RiauBook.com di tempat yang sama.
Evrin mengatakan, dirinya mengharapkan dana yang di limpahkan BRG melalui BRGD dalam merestorasi gambut dan mencegah kebakaran hutan dan lahan.
"Saya akan megoptimalkan dana dari BRG yang dilimpahkan ke BRGD, mudah-mudahan dana itu bisa kita pakai tadinya untuk fisik, hayalan saya juga bisa dipakai untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tadi, kalau masyarakat sudah sejahtera, mdah-mudahan dia ikut menjaga bukan membakar," Evrin menuturkan.
Evrin menyebutkan, diatas 50 persen nantinya dana tersebut akan dipakai untuk kegiatan fisik, seperti membangun kanal, sumur bor, embung dan sebagainya agar bisa menjadi tangki penyedia air dalam melakukan pembasahan untuk menjaga supaya permukaan air tetap tinggi.
"Sebagiannya lagi sekitar 48 persen itu nanti digunakan untuk kesejahteraan masyarakat lah, seperti sosialisasi, umpanya katakanlah potensi Sumberdaya disitu perikanan, mungkin kita bantu dia dalam mengolah ikan asin, apakah itu dari pengepakan nya atau pemasarannya, contohnya seperti itu, jadi tadi yang harga awalnya hanya Rp 5 ribu per kg menjadi 15 ribu per kg kg, kan luar biasa juga," demikian Evrin. (RB/Dwi)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…