RIAUBOOK.COM - Level permukaan air di sebagian besar lahan gambut Riau sudah sangat mengkhawatirkan, hal tersebut disampaikan Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) RI Nazir Foead saat rapat bersama pencegahan kebakaran hutan dan lahan Jumat (20/7/2018).
"Keadaan Kekeringan Gambut di Riau kita akui sudah mengkhawatirkan, kemarin kami dipanggil oleh Pak Presiden untuk memberi laporan, dari pantauan di beberapa provinsi, Riau salah satu daerah yang kekeringan gambutnya sudah was-was," kata Nazir saat rapat di Ruang Melati, Kantor Gubernur Riau.
Karena itu, kata Nazir, Presiden berpesan agar tingkat kelembaban gambut selalu dijaga dan terus melakukan patroli untuk menghindari kebakaran.
Untuk mengetahui tingkat kekeringan dan tinggi permukaan air di lahan gambut, BRG menggunakan alat telemetri yang bisa langsung mengirim data via jaringan seluler kepada server.
Saat ini sudah ada 40 alat ukur yang terpasang di stasiun pemantau, tersebar di Pulau Kalimantan dan Sumatera, termasuk yang di Provinsi Riau.
Berdasarkan data pengukuran stasiun pantau BRG yang ada di beberapa kabupaten/kota, Provinsi Riau,tinggi muka air dan kelembaban di dua kabupaten setempat sangat perlu untuk diwaspadai, yakni Kabupaten Kampar dan Bengkalis.
Tinggi muka air di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar sudah berada pada level 1,4 meter di bawah permukaan tanah dengan tingkat kelembaban 11 persen.
Selain itu, dari dua stasiun pantau BRG yang ada di Kabupaten Bengkalis, terdapat satu titik yang menunjukkan tinggi permukaan air sudah pada level waspada, alat pengukur tersebut mencatat kalau kelembaban lahan gambut sudah berada dibawah 4 persen, meskipun tinggi permukaan air masih 76 cm dibawah permukaan tanah.
Menurut kajian BRG, tingkat kelembaban lahan gambut yang berbeda dibawah angka 20 persen sangat perlu diwaspadai karena memiliki potensi yang cukup tinggi untuk terjadinya kebaran.
Sementara, tingkat kelembaban lahan gambut di Kabupaten Kepulauan Meranti masih masih berada diatas ambang waspada, di Desa Rukun masih 36 persen dan Sungai Tohor masih 32 persen.
Untuk Kabupaten Siak, dari data pengukuran di Desa Penyengat, kelembaban lahan gambut masih berada pada level 57,8 persen dan tinggi muka air berada di angka 87 cm dibawah permukaan tanah.
"Kesimpulan secara umum, dari kondisi tersebut tinggi muka air dan level kelembaban lahan gambut di Riau perlu diwaspadai," kata Nazir. (RB/Dwi)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…