RIAUBOOK.COM - Perjuangan Supinah untuk mencapai tanah suci menyisakan cerita yang mengharukan.
Lansia asal Ponorogo, Jawa Timur itu tergabung dalam kelompok terbang 37 rombongan 8.
Supinah menjalani hidup dengan penuh kesederhanaan. Tetapi, sejak masih muda, dia sudah punya mimpi untuk bisa berhaji.
Penghasilannya sebagai buruh tani tatkala masih muda tidaklah cukup untuk biaya haji. Tapi, mimpinya sudah kadung kuat demi bisa menjadi tamu Allah.
Saban hari dia hidup sebagai buruh tani. Saat muda, dia hanya dibayar lima rarus perak perhari. Hingga kini dia menerima upah Rp35 ribu perhari. Uang hasil jerih payah itu ia simpan sedikit demi sedikit.
Uang Dimakan Rayap
Supinah mengaku menyimpan uang itu di bawah dipan. Ketika uangnya sudah terkumpul sekitar Rp300 ribu, ia titipkan kepada tetangga depan rumah yang dipercaya.
"Ya lama nyimpannya, uang sampai dimakan rayap dan jamuran," ujarnya, pelan.
Untuk mengumpulkan ongkos haji, nenek asal Dukuh Krajan, Ngrupit, Jenangan, Ponorogo, ini rela berhemat. Setiap hari, ia hanya masak beras 2 gelas kecil dengan lauk sayuran seadanya.
"Sambal terong bayem saja, paling bagus pakai tahu tempe," ucapnya dengan senyum merekah.
Rumah Reot
Rumahnya pun sangat sederhana, dinding dan lantai rumahnya sudah banyak yang pecah dan mengelupas. Supinah juga tak punya barang berharga selain rumah tersebut.
"Kasihan, sepedapun ia tak punya. rumahnya banyak yang ngelupas dan pecah. Layak dapat bantuan. Semoga dengan masuk TV, ada yang mau bedah rumah mbah Supinah," ujar tetangga Supinah.
Hidup dari Sebatang Pohon Turi
Tahun 2010, uang yang dititipkan tetangganya telah terkumpul lebih dari Rp25 juta. Dengan diantar tetangganya, Supinah mendaftar haji.
Karena sudah lanjut usia, hampir satu tahun terakhir ini Supinah menyudahi pekerjaannya sebagai buruh tani. Kini ia bekerja serabutan seadanya.
Dua hari sekali, ia memetik bunga turi dari sebatang pohon yang ia miliki. Bunga turi tersebut ia jual, dan mendapat uang berkisar lima ribu hingga sepuluh ribu rupiah.
"Ya, uangnya bisa untuk beli beras, garam untuk makan, turinya juga kadang buat makan," jelas Supinah.
Kerja Keras
Selain itu, Supinah juga mencari kayu untuk bahan bakar dapurnya. Meski usianya sudah lanjut, Supinah terlihat masih sehat dan kuat.
"Kebiasaan saya kerja keras, gerak terus, jadi ya alhamdulillah masih sehat," terang Supinah didampingi tetangganya, yang juga satu rombongan berhaji dengannya.
Sumber: haji.dream.co.id
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…