RIAUBOOK.COM- Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan, senantiasa berupaya memperkenalkan produk sagu untuk dikenal luas ditengah masyarakat. Irwan tidak kenal lelah untuk membawa bahan pagu sagu menjadi pangan alternatif menggantikan posisi beras.
Menurut Irwan, kehadiran bahan pangan sagu yang justru lebih memberikan kesehatan bagi masyarakat, juga dengan ketersediaan pangan yang dapat menjamin swasembda pangan bukan hanya buat masyarakat Meranti atau Provnsi Riau saja, melainkan juga dapat menjadi pangan secara nasional.
Hal ini juga akan memberikan harapan baru bagi Indonedia bahkan dunia international untuk keluar dari ancaman kekurangan pangan. Sebab dengan tetap mempertahankan beras menjadi komoditi utama atau andalan hidup masyarakat, maka ancaman kekurangan pangan tersebut kemungkinan besar akan terjadi.
Sebab kebutuhan pangan dunia akan semakin meningkat, sejalan dengan ratio lama hidup manusia Indonesia, disertai dengan ledakan pertumbuhan penduduk yang menunjukkan tren kenaikan dari tahun ketahun.
Selain itu mmaih ada faktor yang menentukan yakni kian menciutnya luas lahan pertanian karena pergerakan pembangunan diberbagai sektor tersebut. Akibatnya produksi padi atau beras nasional setiap tahunnya belum mampu menutupi kebutuhan. Sehingga negara kita masih saja melakukan impor beras dari berbagai negara penghasil.
Untuk itulah pemerintah pusat harus sungguh-sungguh menjadikan sagu menjadi komoditas pangan. Tidak lagi hanya sebatas pangan alternatif, melainkan justru harus menjadi komoditas pangan andalan masyatakat,"ungkap H Irwan selaku pembicara dalam kegiatan Gelar Pangan Nusantara yang ditaja Kementerian Pertanian, pada 4 Annual ASEAN Sago Symposium 2018, yang dilangsungkan di Hotel Pangeran Pekanbaru, Selasa (7/8/2018) baru lalu.
Dalam kegiatan yang mengambil tema 'Sagu Sebuah Komodity Strategis Dunia, Sagu Riau Menyapa Dunia' yang dihadiri oleh para penggiat sagu negara ASEAN, provinsi serta kabupaten penghasil sagu se-Indonesia.
Bupati Irwan yang juga Ketua Forum Komunikasi (Fokus), Kabupaten Penghasil Sagu Seluruh Indonesia (Kapasindo), berkesempatan menjadi Keynote Speaker yang memaparkan berbagai strategi dalam upaya menjadikan sagu masuk dalam Pangan Strategis Nasional.
Bupati berharap, sagu yang merupakan pangan asli Indonesia jangan lagi menjadi anak tiri dinegerinya sendiri. Melainkan menjadi tuan rumah yang mampu menopang ketahanan pangan di republik ini.
Diakuinya Pemkab. Meranti telah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan sagu, mulai dari mengkampanyekan sebagai makanan yang sehat, bekerjasama dengan Kementerian Pertanian RI, menciptakan sagu dengan varietas unggul, hingga menggandeng BPPT untuk pengolahan sagu jadi beras analog, gula dan pakan ternak.
Pemkab Meranti saat ini juga masih terus mengembangkan bahan makanan turunan sagu. Dikatakan bupati selain merupakan sumber pendapatan masyarakat, juga dalam rangka melestarikan lingkungan.
"Sagu yang butuh banyak air akan melembabkan lahan gambut sehingga dapat mengantitipasi terjadinya kebakaran lahan. Kami mengembangkan sagu juga sebagai pangan alternatif yang mampu memberikan kontribusi terhadap PDRB. Dan yang tak bisa dipungkiri tanaman ini sangat ramah lingkungan," papar Irwan.
"Budidaya Sagu di Meranti lanjut Irwan, sudah sejak lama dilakukan bahkan sejak zaman kerajaan Siak dahulu kala. Oleh karena itu sagu sudah punya hubungan bathin dengan masyarakat Meranti.
Orang Meranti pasti makan Sagu kalau tidak makan sagu bukan orang Meranti. Saat ini kita berharap orang Riau hendaknya makan sagu, dan kalo tidak makan sagu kita katakan bukan orang Riau," ujar Irwan dengan senyum manisnya.
Perlu diketahui, kebun sagu di Meranti saat ini luasnya berkisar 53 ribu Ha yang menghasilkan produksi hingga 240 ton/tahun. Dengan rincian Kebun Sagu PT. Nasional Sagu Prima (NSP) seluas 14.000 Ha dengan produksi 12 ribu Ton/tahun. Dan yang terluas adalah kebun rakyat seluas 39.494 Ha dengan produksi sagu kering berkisar 204 ribu ton/tahun.
Kemudian, sagu Meranti hingga saat ini masih diakui memiliki kualitas premium tertinggi dari sagu produk daerah lain di Indonesia. Sehingga produk sagu dari Meranti telah diekspor keluar negeri. Seperti Jepang, Korea Utara, Malaysia, Singapura.
Berdasarkan alasan di atas bupati berharap pemerintah pusat lebih serius mendorong pengembangan sagu dengan melakukan subtitusi sagu sebesar 10 persen dari seluruh kebutuhan pangan nasional.
Jika itu dilakukan diprediksi akan mampu menyerap seluruh produksi sagu di Indonesia saat ini. Hal itu juga akan memberikan dampak positif bukan saja bagi ketahanan pangan nasional, tapi juga pada meningkatkanya kesejahteraan para petani sagu, yang hingga saat ini masih jauh dari sejahtera.
Selain itu, Bupati Irwan juga berharap pemerintah pusat juga fokus pada sektor hilirisasi sagu dengan menyediakan tempat penampungan. Jangan sampai ketika daerah bersemangat meningkatkan produksi sagu pasarnya justru tidak ada. Hal ini akan semakin menjatuhkan harga jual sagu di pasaran.
Pada kesempatan itu, di hadapan para perwakilan penggiat sagu negara negara ASEAN, secara terbuka Bupati Irwan mengucapkan apresiasi kepada Gubernur Riau H. Arsyadjuliandi Rachman, yang telah menggaungkan sagu baik di daerah maupun ditingkat nasional.
"Terima kasih kepada pak gubernur yang layak diberi predikat sebagai Bapak Sagu Riau, karena berkat perjuangan beliau Sagu mampu dikenal luas oleh masyarakat,"ucap puji Irwan.
Terakhir Bupati Meranti H. Irwan berharap sagu mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat untuk masuk kedalam komoditas pangan strategis nasional.
Sementara itu Gubernur Riau H. Arsyadjuliandi Rachman, usai membuka secara resmi kegiatan 4 Annual ASEAN Sago Symposium 2018, dalam paparannya mengungkapkan, Riau sebagai daerah penghasil Migas, minyak sawit dan kelapa terbesar di Indonesia, seiring waktu berlalu kini berkat semangat kabupaten penghasil sagu khususnya Meranti dalam mempromosikan Komoditas Pangan Alternatif Nasional itu, kini sagu semakin diminati oleh masyarakat Riau dan Indonesia.
Kondisi pertumbuhan penduduk Riau yang terus meningkat 2.5 persen pertahun, diakui Gubri H. Arsyadjuliandi Rachman membutuhkan beras yang cukup banyak. Kenyataanya produksi beras oleh kabupaten yang ada belum mampu mencukupi kebutuhan masyarakat.
Gubri menilai kondisi ini tidak baik bagi daerah, untuk itu ia mengapresiasi usaha dari kabupaten penghasil sagu di Riau yang terus meningkatkan produksinya serta semakin gencar mempromosikan komoditi ini sehingga semakin diminati. "Semoga Sagu semakin disukai dan diminati masyarakat Indonesia," ujar Andi panggilan akrab Gubri.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI Agung Hendriadi dalam pidatonya mengungkapkan, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa. Dimana salah satunya sagu yang diyakini mampu menjadi kekuatan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan Nasional.
Saat ini diakui Agung, pihaknya tengah melakukan diversifkasi pangan dengan menjadikan pangan asli Indonesia sebagai sumber karbohidrat yang sehat dan bergizi bagi masyarakat Indonesia yang produktif.
Sagu sebagai salah satu pangan lokal yang kaya karbohidrat sehat dan bergizi turut menjadi fokus program Divertifikasi, dengan mendorong pengolahan Sagu menjadi variasi makanan yang nikmat untuk dikonsumsi masyarakat.
Untuk mensukseskan hal itu, Badan Ketahanan Pangan RI fokus pada 2 strategi, yakni Hulu dan Hilir. Khusus untuk Hilir dijelaskan Agung dengan mengembangkan pangan lokal berbasis industri rumah tanggal, Penggalian resep menunnusantara, dan Gerakan kampanye konsumsi pangan. Sementara di sektor Hulu dengan mendorong produksi Sagu.
Diakui Agung pihaknya siap mendukung Mandatori Sagu menjadi pangan strategis Nasional, namun untuk mensukseskannya ia meminta Industri dan Pemerintan Daerah memacu produksi Sagu Indonesia minimal 1 juta Ton atau minimal 10 persen bahan baku industri makanan menggunakan Sagu.
"Untuk Mandatori setidaknya produksi Sagu harus mencapai 1 juta Ton, dan industri sudah menggunakan minimal 10 persen produksi Sagu, semoga produksi Sagu Indonesia dapat meningkatkan ketahan pangan Nasional yang sama sama kita upayakan," pungkasnya.
Pada kesempatan itu Provinsi dan Kabupaten Penghasil Sagu di Indonesia, melakukan gebrakan bersejarah dengan mengeluarkan pernyataan sikap kepada Pemerintan Pusat melalui Kementrian Pertanian RI, yang dibacakan oleh Noah Kabisa M.Sc Asisten II Pemprov Papua, bersama Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si dan Perwakilan Kabupaten penghasil Sagu Indonesia lainnya.
Pernyataan Sikap Provinsi dan Kabupaten Penghasil Sagu, dengan mempertimbangkan Sagu Tanaman Asli Indonesia, 90 Persen sagu di dunia berasal dari Indonesia, Sagu penghasil Pati terbesar dibanding tanaman pangan lainnya, sagu mampu memberikan kontribusi sebagai penyedia pangan papan pakan dan energi terbarukan, sagu merupakan tanaman yang ramah lingkungan.
Sagu merupakan komoditas pangan yang bermanfaat bagi kesehatan, Sagu dapat tumbuh dengan baik dilahan Marginal (Gambut), Beras dan Terigu Impor dapat disubtitusi dengan Sagu Sejahtera (Sastra), sagu sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru dan pengendali inflasi.
Adapun isi pernyataan sikap itu adalah 1. Menjadi Sagu sebagai Komoditas Pangan Strategis Nasional, Kebijakan Impor Beras dan Terigu harus di Subtitusi dengan Produksi Sagu Nasional, Kebijakan Pemberian Beras Sejahtera (Rastra) di Subtitusi dengan Sagu Sejahtera (Sastra). Selanjutnya pernyataan sikap ini diserahkan oleh Noah Kabisa kepada Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian RI Dr. Ir. Agung Hendriadi mewakili Pemerintah Pusat.
Selain itu juga dilakukan penandatanganan kesepakatan peningkatan produksi sagu di Riau oleh Bupati Kepulauan Meranti H.Irwan dan Gubernur Riau H. Arsuadjuliandi Rachman yang juga disaksikan oleh pihak PT. NSP.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua APKASI Mardani Harmaming, Bintoro dari IPB Bogor, Haris Gunawan Deputy Badan Restorasi Gambut RI, Kopli Bujang dari University Malaysia, Andul Manan dari Kuala Lumpur University, pihak Bappenas, Pemprov Papua dan perwakilan provinsi, kabupaten penghasil sagu se-Indonesia, dan para undangan lainnya.
Dari Kabupaten Meranti Kepulauan Meranti sendiri juga hadir Wakil Bupati Kepulauan Meranti H. Said Hasyim dan istri. Kepala Bappeda Meranti H. Makmun Murod, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Meranti Azza Fahroni, Kadis LHK Hendra Putra, serta para camat se-Meranti.(Adv)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…