RIAUBOOK.COM - Ancaman abrasi di Kabupaten Bengkalis, Riau, telah menggerus daratan, bahkan di Desa Mentayan, Kecamatan Bantan kondisinya lebih miris, abrasi menyebabkan kebun, sawah hingga kuburan berubah menjadi lautan.
Warga desa tak kuasa membendung ganasnya gelombang ombak Selat Melaka. Upaya membuat tanggul dan menanam mangrove hanya berbuah sia-sia. Setiap tahunnya sekitar 10 meter kebun dan ladang hilang dari daratan.
"Kami mengetuk hati pemerintah, tolonglah dan selamatkan desa kami. Di sini tanah tumpah darah kami, tempat berladang menyambung hidup mencari makan, kami setiap hari dilanda cemas dan was-was, desa kami akan hilang dan hanya jadi kenangan," kata Jalal, Kades Mentayan saat menunjukkan lokasi abrasi sepanjang bagian utara desanya, Senin (27/8/2018).
Jalal dan warganya sudah berupaya secara mandiri untuk melawan abrasi baru- baru ini dengan dana desa dan iuran warga membuat tanggul menyelamatkan ladang padi. Hanya saja itu sifatnya sementara dan tidak akan bertahan lama. Karena sudah sejak tahun 1997, puluhan hektare ladang tak terselamatkan.
"Kami hanya bertahan dan memberikan semangat warga kembali berladang, mereka sebetulnya sudah enggan karena air asin hampir masuk dan tanaman padi akan mati," kata Jalal.
Sementara bantuan tanggul atau pemecah ombak yang diajukan setiap tahun kepada pemerintah hanya menjadi penantian yang tak menentu. "Permintaan kami warga desa, jika pemerintah tak sanggup membantu, buatlah tugu prasasti di disini, jika desa kami hilang masih ada kenangan," kata Jalal memberi gambaran mirisnya perjuangannya membentengi desa.
Melihat kondisi abrasi sangat parah tersebut, Anggota DPRD Riau, Bagus Santoso terus memompa semangat kades dan warga desa untuk tidak patah semangat apalagi putus asa. Gotong royong yang dilakukan warga cerminan kegigihan rakyat yang mandiri.
Bagus Santoso juga menjelaskan dulu saat menjabat Wakil Ketua DPRD Riau telah membangun tanggul abrasi di Desa Muntai dan akhirnya jebol ditelan abrasi. Begitu juga upaya penanaman mangrove juga dilakukan hasilnya meski ada yang berhasil tumbuh tetapi tidak bisa menahan abrasi.
" Satu- satunya model tanggul yang berhasil dengan menggunakaan bahan bongkahan batu pecah yang didatangkan dari Jawa seperti di sepanjang tepi pantai Selat Baru, hanya saja butuh anggaran yang sangat besar, kita akan berjuang bersama agar mendapat dana APBN," kata Bagus Santoso memberikan seberkas harapan kepada warga.
Bagus akan berkordinasi dengan Pemerintah Jabupaten Bengkalis dan Pemerintah Provinsi Riau agar persoalan abrasi menjadi program dan kegiatan prioritas.
"Saya akan sampaikan juga kepada anggota DPR RI utusan Riau, kalau semua peduli insya Allah akan didengarkan oleh Kementerian terkait bahkan Presiden,," katanya. (RB/MCR)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…