RIAUBOOK.COM - Peternak mandiri di beberapa daerah di Provinsi Riau saat ini tengah menatap kondisi buruk, mereka bahkan terancam bangkrut setelah harga bibit ayam dan pakan ternak yang melonjak hingga memberatkan peternak kecil tersebut.
Kondisi ini menjadi perhatian, karena sudah terjadi beberapa pekan terakhir. Untuk itu diharapkan ada solusi dari Pemerintah Daerah dan stakeholder terkait dalam menjawab persoalan yang dapat berimbas pada sektor ekonomi kerakyatan.
Seperti yang dirasakan Peternak Mandiri Kulim Pekanbaru Nasir. Menurutnya, kenaikan harga untuk bibit ternak dan pakan ternak tersebut semakin mengkhawatirkan dan dapat merugikan peternak mandiri yang sebagian besar adalah peternak kecil.
"Kalau kondisi itu (meningkat, red) terus terjadi, kita terancam gulung tikar. Untuk peternak mandiri ayam ini ada sekitar 200 an peternak kecil se Riau yang terimbas dari kondisi ini. Diharapkan pemerintah dapat mencarikan solusi bagi kami peternak mandiri ini," ungkapnya, Selasa (25/9/2018).
Ia tidak mengetahui penyebab terjadi kenaikan bibit dan pakan ternak tersebut. Hanya saja, menurutnya dalam aturan sudah jelas disebutkan bibit dan pakan ternak tersebut memiliki persentase 50 persen untuk disalurkan ke peternak mandiri di daerag. Hanya saja, saat ini kondisi tersebut tidak diketahui bagaimana realisasinya.
"Kenaikan sudah mencapai 9,5 persen. Kalau naik lagi, kita akan bangkrut. Imbasnya cukup besar, karena kami memiliki pekerja yang menggantungkan hidupnya di usaha peternakan kecil tersebut. Kalau 10 orang saja yang bekerja pada peternak mandiri, dari 200 an peternak mandiri, bisa 2000 an orang terancam mengganggur kalau gulung tikar," keluhnya bersedih.
Kondisi itu juga dirasakan Peternak Pangkalan Kerinci Mujiono. Ia menilai, dahulunya ada aturan mengenai Menteri Perdagangan nomor 27 tahun 2017 untuk acuan harga pakan ternak tersebut.
"Dulu kami sebelum ini, sebelum harga pakan ini naik, ada harga acuan. Sekarang semakin tidak jelas. Jika ini terus terjadi kami akan merugi dan gulung tikar. Kami siap untuk duduk bersama pemerintah dalam mencarikan solusi permasalahan tersebut," sambungnya.
Ia mengharapkan pemerintah dapat memihak pada peternak mandiri yang menggantungkan hidupnya pada usaha peternakan ayam. Selain itu kekhawatiran lain adalah informasi maraknya pengembangan close house atau pengembangan peternakan ayam dalam jumlah besar. Hal ini dikhawatirkan dapat menggerus usaha peternak mandiri yang masih memiliki keterbatasan dalam pengembangan peternakannya. (RB/MCR)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…