RIAUBOOK.COM - Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) menyatakan siap untuk mendukung pemerintah dalam penyelamatan kelompok petani dan lingkungan lewat penggunaan pupuk non kimia atau organik.

"Pupuk organik adalah untuk menghindari kondisi tanah agar tidak tandus karena selama ini pakai pupuk kimia," kata Ketua Perhiptani Riau, Jefry Noer, kepada pers di Pekanbaru, Kamis (4/10/2018).

Untuk itu, lanjut mantan Bupati Kampar ini, maka pemerintah mulai mengarahkan paling tidak 50 persen penggunaan pupuk diisi oleh pupuk organik cair biourin dan kotoran sapi.

Untuk diketahui, lanjut dia, bahwa bahan baku pupuk organik ada di mana-mana, bahkan tanah gambut bisa menjadi pupuk alami yang mampu menyuburkan berbagai jenis tanaman.

"Maka pemerintah melalui pupuk indonesia mulai mengarahkan para perusahaan perkebunan, para petani, untuk beralih dari penggunaan pupuk kimia menjadi menggunakan pupuk organik," katanya.

Jefry menjelaskan, pemerintah juga harus memberikan dukungan kepada para petani dengan melakukan sosialisasi maksimal akan pentingnya penggunaan pupuk organik.

"Hanya saja, sekarang belum ada subsidi untuk pupuk organik seperti pemerintah mensubsudi pupuk kimia," kata Jefry.

Perhiptani kata Jefry, diharapkan menjadi fasilitator untuk pelaksanaan sosialisasi tentang pentingnya penggunaan pupuk organik yang juga memberi dampak baik bagi lingkungan.

"Yang jelas, walau tidak atau belum disubsidi oleh pemerintah, harga pupuk organik lebih murah dibanding pupuk kimia," katanya menambahkan.

Yang terpenting menurut Jefry adalah, pupuk organik bisa memperbaiki unsur hara tanah, atau menghidupkan kembali kesuburan tanah yang selama ini mati akibat penggunaan pupuk kimia.

Kata dia, pupuk organik bisa digunakan untuk semua jenis tanaman pertanian, mulai dari sawit, palawija dan buah-buahan.

"Melihat penting dan baikknya pupuk organik, maka akan dilakukan penyuluhan yang baik kepada masyarakat dan akan mencapai tujuan swasembada pangan," katanya.

Jadi Moderator

Sebelumnya Jefry Noer juga calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI ini telah menjadi moderator diacara nasional yang dilaksanakan Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) di Jakarta, Selasa (2/10/2018).

Kegiatan tersebut adalah Lokakarya tentang penggunaan pupuk organik dan dilanjutkan dengan Rapat Pimpinan (Rapim) Perhiptani dengan tema; "Memantapkan Peran Perhiptani dalam Penggunaan Pupuk Organik Terhadap Budidaya Tanaman Strategis untuk Meningkatkan Produktivitas Tinggi dan Sehat, Menyongsong Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045".

Dalam acara itu ada ratusan tamu undangan dari berbagai pihak, mulai dari pejabat Kementerian Pertanian, perwakilan perusahaan, dan pelaku usaha.

Jefry Noer merupakan mantan Bupati Kampar yang dikenal fenomenal saat menjabat, bahkan sejumlah program yang dia jalankan saat mejadi kepala daerah sejauh ini masih dijalankan, bahkan berkembang ke berbagai daerah lainnya.

Salah satu program andalan Jefry adalah Rumah Tangga Mandiri Pangan dan Energi (RTMPE).

Lewat program ini, para petani diajarkan mengolah lahan seluas seribu meter persegi untuk menutupi kebutuhan rumah tangga dan menambah penghasilan yang luar biasa.

Di atas lahan seribu meter persegi itu, masyarakat bisa menanam berbagai jenis sayuran seperti bawang dan cabai, kemudian jamur, beternak ayam dan sapi serta mengelolah kolam ikan.

Dari enam ekor sapi yang dipelihara di atas lahan itu, Bupati Jefry Noer mengingatkan pentingnya kotoran sapi yang ternyata bisa diolah menjadi biogas dan biourine.

Jefry Noer mengatakan, lewat program ini, masyarakat dapat berpenghasilan paling sedikit Rp10 juta dan bahkan bisa mencapai Rp25 juta setiap bulannya. (RB/fzr)