RIAUBOOK.COM - Iven bertaraf internasional, Siak International Serindit Boat Race (SISBR) 2018 baru saja berakhir, dengan dijuarai oleh tim Kabupaten Bekasi, namun kemeriahan acara itu tida terasa lengkap karena tanpa satu pun tim luar yang ikut.
Beda dari tahun lalu, tim-tim dari Luar Negeri seperti Malaysia ikut ambil bagian. Meski tahun ini diikuti 35 tim atau lebih banyak dari tahun lalu (32 tim), iven ini tidak sesuai dengan namanya yakni Internasional, karena hanya diikuti oleh tim dalam negeri.
Menanggapi hal itu, ketua panitia penyelenggara sekaligus Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Siak fauzi Azni yang bertanggungjawab tas penyelenggara tersebut beralasan, pihaknya sudah mengirim undangan ke tim-tim luar, karena keterlambatan pengurusan visa, maka tim-tim luar tidak bisa ikut satu pun.
"Anggaran Iven ini kan menggunakan APBD Perubahan, kita kemarin belum bisa memastikan apakah kejuaraan ini tetap kita gelar, atau DPRD Siak mencoretnya karena alasan rasionalisasi," kata Fauzi Asni, Senin (19/11/18).
Fauzi mengatakan, dari ketuk palu APBD Perubahan terlalu dekat dengan iven ini, maka peserta dari Luar tidak dapat ikut.
"Antara ketuk palu dengan iven ini terlalu dekat, maka yang ikut hanya tim lokal saja," katanya.
Fauzi juga mengatakan, iven tersebut juga tidak bisa diundur jadwalnya, karena sudah ditetapkan oleh Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (Podsi) pusat.
"Kita dapat jatah tanggal tersebut dari Podsi pusat, jadi kalau kita jadi kita laksanakan, kalau tidak dibatalkan," kata Fauzi.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, anggota DPRD Siak Syamsurizal mengatakan, jika pihak penyelenggara tidak mampu dan siap untuk melakukan iven besar itu maka sebaiknya dievaluasi untuk tahun depan.
"Ini bukan iven bertaraf lokal, tapi sudah Internasional. Dan saya melihat, dari segi pemberitaan dan promosi sepi, itu yang menjadi pertanyaan, karena anggaran Siak International Serindit Boat Race 2018 ini besar dianggarkan," kata politikus Demokrat itu.
Ia mengaku, secara pribadi di tim Badan Anggaran (Banggar) DPRD Siak telah menolak kegiatan tersebut, karena tidak berefek banyak ke masyarakat.
"Kita setiap kali paripurna sudah selalu menyampaikan, iven-iven yang bersifat seremonial diharapkan dikurangi. Karena masih banyak prioritas masyarakat yang harus dilakukan," tegasnya. (RB/Agus)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…