RIAUBOOK.COM - Penerima penghargaan Internasional King Faisal Prize Prof. Dr. H. Irwandi Jaswir tampil dalam Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi "Integrasi Halal Science and Technology" yang ditaja oleh Universitas Abdurrrab di Hotel Pangeran, Pekanbaru, Rabu (12/12/2018).
Selain Irwandi, juga tampil dua pakar lain yakni dr. Fariz Nurwidya, Ph.D, (FKUI) dan Dr. Syamsuddin Arif, MA dari Universitas Darussalam, Jakarta. Mereka membahas industri halal yang belakangan makin berkembang dan kaitannya dengan perkembangan Islam.
Menurut Irwandi Jaswir yang sehari-hari Deputi Dekan INHART Internasional Islamic University Malaysia (IIUM) ini, industri halal saat ini mengelola sekitar tiga triliun dolar. Sayangnya kita kurang peduli dengan potensi itu. Kita lebih fokus kepada sertifikasi.
Padahal, kata putra asal Bukittinggi itu, seharusnya Indonesia lebih fokus kepada industri halal ini. Sebab, Indonesia merupakan negara muslim terbesar.
''Bicara halal kan bicara Islam,'' katanya.
Sehingga yang memanfaatkan industri halal ini lebih banyak negara non muslim seperti Brazil, Jepang dan Korea. Mereka tidak hanya melakukan riset halal tapi juga memproduksi produk halal.
Korea, misalnya, memproduksi sekitar 2000 produk kosmetik. Produk itu mereka pasarkan ke negara-negara Asia Tengara, termasuk Indonesia. Suatu kali, kata Irwandi, dia pernah tampil di depan 200 produsen kosmetik Korea yang bertemu 500 pemasaran kosmetik Indonesia.
Menurut Irwandi, dari sekarang kita harus mengembangkan industri halal. Tidak hanya produk halal, tapi juga pengembangan jasanya. Seperti pariwisata halal. Misalnya, hotel yang ramah terhadap muslim dll.
Untuk itu, katanya, perlu political will dari kita semua, terutama pemerintah dan stakeholder lainnya. Semua komponen harus dilibatkan dalam pengembangan halal. ''Harus ada ekosistem halal itu, sehingga terlibat untuk itu,'' ujarnya. (rls)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…