RIAUBOOK.COM - Wakil Ketua DPRD Riau Noviwaldy Jusman "meradang", sehari setelah digelarnya acara Bedah APBD 2019 di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Riau.
Pria yang akrab disapa Deded ini "membara" ketika wartawan meminta tanggapannya terkait pemaparan Gubernur Riau terpilih H. Syamsuar yang sempat menyoroti porsi anggaran perjalanan dinas dalam belanja langsung APBD 2019.
Di atas konstruksi Jembatan Siak, Rabu (23/1/2019), Deded dengan tegas mengatakan pihaknya bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) telah melakukan penghematan porsi perjalanan dinas tahun ini sebesar 10 persen.
"Kami melakukan pemotongan-pemotongan perjalanan dinas itu, sampai subuh kami mencari pemotongan 10 persen, terus apa lagi? visi-misi? gak masuk programnya? tanya sama Pemprov itu, Pemprov jangan buang badan, kami tidak ada melakukan penambahan atau pengurangan, kalau pun ada pengurangan 10 persen kami serahkan ke Pemprov untuk mencari mana-mana yang mau dipotong," ketus Deded.
Deded menyarankan agar Syamsuar membaca dan bertanya terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi yang valid.
"Jangan dengar laporan dari orang-orang yang bilang itu tidak diakomodir oleh DPRD, kalau begitu Pemprov buang badan namanya, kami kalau ada pemotongan, kami tidak motong, kami sudah silahkan kalian (TAPD) cari ini pengurangan lagi, gak sanggup kita, APBD sekian belanja sekian, mereka yang carikan," tuturnya.
Kecuali, sebut Deded, ada beberapa hal seperti kajian Bandara, "justru yang tidak masuk kewenangan kita itu dari TAPD, kok kebakaran jenggot".
"Jadi seorang gubernur yang terpilih atau tidak terpilih pun, bicara itu harus dengan fakta dan data, biar dulu, ini kan stabilitas,".
Deded menambahkan, DPRD Riau juga telah memberi ruang kepada gubernur terpilih untuk memasukkan visi-misinya, "pintu masuknya TAPD".
"Ketika kami tanya, memang tim transisi pernah mau berkomunikasi dengan kami? Tidak mau mereka, kami kan tidak tahu barang apa visi-misi mereka itu, barangnya pun gak tahu kami, jadi apa yang mau kami potong?," tuturnya.
Deded mengatakan, pihaknya bahkan berani membuka rekaman visual sebagai bukti, "kalau mau datang ke kantor kami, saya punya rekaman semua, ada videonya, kita berani, semua yang kami bahas dan itu terekam".
Deded mengklaim sudah dengan jelas menanyakan kepada Sekretaris Daerah Ahmad Hijazi terkait usulan tim transisi Syamsuar.
"Pertanyaan Saya, Pak Sekda, apakah visi-misi gubernur ini sudah masuk dalam dokumen ini? Sudah pak, kemudian kalau dibilang tidak masuk yang jangan salahkan kami dong," tuturnya.
"Kerusakan bukan kepada televisi kami, pada televisi TAPD itu," tambahnya.
Sementara, saat ditanya mengapa tidak ada satu orang pun anggota dewan yang hadir dalam acara tersebut, Deded mengatakan bahwa panitia tidak konsisten dalam penjadwalan.
"Saya sudah membatalkan keberangkatan saya ke Amerika, tiba-tiba last minute dia rubah ke tanggal 22, saya juga punya jadwal sendiri, kawan-kawan semua sudah punya jadwal sendiri, saya tidak paham kalau dibilang ada undangan untuk 65 orang, kawan-kawan yang lain tidak ada menerima undangan, semua pimpinan di tanggal itu sudah ada kegiatan yang terjadwal," ungkapnya.
Deded juga menyatakan pihaknya siap membuat acara bedah tandingan," nanti kita minta kesediaan kampus, yang lebih netral untuk membedah itu". (RB/Dwi)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…