JIKA mau menang, satukan barisan dan kuatkan tekad untuk berkarya, berjuang dan bekerja, demikian ungkapan tegas 'Si Anak Kolong'.

Dialah Supirman, tidak ada kalimat pesimistis darinya, setiap ucapan yang dilontarkan merupakan optimisme yang mampu mendorong kemajuan generasi baru.

"Jika kita mengakui sebagai bagian dari NKRI, maka berikanlah karya terbaik bagi bangsa ini, berjuanglah dengan gigih membesarkan negara ini, dan terus bekerja keras membangun bersama tanpa harus memecah bela," kata Supirman.

Dia adalah anak kolong keturunan pejuang masa lalu, ayahnya seorang prajurit TNI yang sempat hidup di masa-masa pahit dan sulit Orde Baru.

"Masa depan bangsa ini ada ditangan generasi penerus, generasi milenial, dan generasi Z yang harus menguasai informasi dan anti hoax," kata mantan Ketua Kamar Dagang Indonesia (KaDIn) Pekanbaru itu.

Jika negara telah memberikan manfaat, demikian Supirman, maka rakyatnya harus menjaga manfaat itu sebagai bagian penting dalam menjaga keutuhan NKRI.

"Jangan sampai ada ungkapan-ungkapan pesimistis, pembangunan infrastruktur yang dilakukan saat ini adalah demi masa depan lintas generasi," kata Supirman, Anak Kolong yang saat ini ikut ambil bagian dalam prhelatan pesta demokrasi 2019.

Supirman maju menjadi calon legsilatif DPR RI dari Partai Golkar Dapil Riau I, nomor urut 7.

Kata dia, tidak ada negara maju dengan infrastruktur yang buruk, tidak ada negara kuat tanpa pemimpin yang optimistis, tidak ada bangsa yang besar tanpa keberagaman yang menyatu.

Indonesia telah memiliki itu semua, maka lanjut dia, rakyat harus mampu menjaganya, manfaatkan infrastruktur yang sudah dan akan dibangun, cintai pemimpin yang selalu optimistis, dan tetap kuatkan tekad kebersamaan dari keberagaman suku, ras dan agama yang ada.

"Jangan mau diadu domba karena kita bukan domba, jangan mau diracuni dengan kebohongan karena kita memiliki kejujuran, dan selalu jauhkan kebencian dengan cinta.

Semua agama khususnya islam, karena saya muslim, mengajarkan tentang kebaikan, firnah atau hoax itu dosa besar, lebih kejam dibanding pembunuhan," demikian Supirman, Si Anak Kolong. (fzr)