RIAUBOOK.COM - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) RI, Yasonna Laoly memerintahkan agar Narapidana (Napi) perempuan kasus narkoba inisial YR (37) yang disinyalir turut menjadi pemicu kerusuhan di Lapas Kelas IIB Siak, dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, Senin (13/5/2019).
"Bandar-bandar yang punya jaringan besar, kita pindahkan ke Lapas Nusakambangan, termasuk itu Napi yang perempuan 17 tahun hukuman, itu didaftar saja masuk Nusakambangan," tegas Yosanna kepada Kakanwil Kemenkumham Riau, Muhammad Diah dalam rapat terbatas di Pekanbaru.
Yasona mengatakan, untuk memindahkan para Napi tersebut ke Nusa Kambangan, pihaknya telah berkoordinasi dan bekerjasama Badan Narkotika Nasional (BNN).
Ia juga menerangkan, saat ini pihaknya juga sedang membangun Lapas Nusakambangan dengan kapasitas 1.000 Napi, dilengkapi dengan sistem yang canggih dan full dengan elektronik.
"Tahun ini akan selesai, sekarang sudah selesai sebagaian, tinggal tambahan-tambahan sedikit lagi. Jadi Napi bandar besar kita konsentrasi di sana," kata dia.
Sementara, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP) Pekanbaru Meliani mengatakan, Napi perempuan YR yang akan dipindahkan ke Nusa Kambangan tersebut sebelumnya sempat kabur saat terjadi kerusuhan di Lapas Kelas IIB Siak, tak berselang lama ia menyerahkan diri ke pihak kepolisian setempat.
Melani menyebut, saat ini YR berda di ruang isolasi, tertutup dengan dua keamanan dua pintu sel, "sekarang (YR) masih di LPP, belum ada keputusan untuk dipindahkan,tapi kalau itu memang ada wacana dipindah, kita menunggu perintah pak Menteri. Karena ada proses yang harus disiapkan sebelum dipindah," ujarnya.
"YR ini memang kasus narkoba, jadi dia estapet kasus narkoba tiga kali. Jadi 17 tahun hukuman itu, kasus narkoba ketiga-tiganya. Apakah dia masuk jaringan bandar besar saya kurang tahu, karena saya baru di LPP Pekanbaru," kata Melani. (RB/Dwi)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…