RIAUBOOK.COM - Tidak ingin menjadi tempat penimbunan sampah internasional, Filipina dan Malaysia memberi ancaman serius kepada negara-negara besar dengan cara mengirim balik ribuan ton sampah ke tempat asalnya.
Presiden Filipina Rodrigo Dueterte, pekan lalu telah memerintahkan agar 100 kontainer sampah busuk berisi popok, koran dan kemasan air minum tak layak daur ulang yang dibuang ke negaranya pada 2013 dan 2014 silam, dikembalikan ke Kanada.
Juru bicara Duterte, Salvador Panelo mengatakan bahwa pihaknya telah mencari perusahaan pengiriman yang akan membawa sampah tersebut kembali ke Kanada.
"Jika Kanada tidak menerima sampah itu, kami akan menempatkannya di wilayah perairan atau 12 mil laut dari garis dasar pantai negara mereka," kata Panelo.
Ancaman itu pun berujung pada kisruhnya hubungan dua negara tersebut, bahkan Filipina saat ini telah menarik Duta Besar dan Konsulat Jenderalnya dari Kanada.
Menyusul tindakan tegas Filipina, Pemerintah Malaysia juga lantang menyuarakan penolakan terhadap sampah yang dikirim negara-negara maju.
"Jika kalian mengirimkan sampah ke Malaysia, kami akan mengirimkannya kembali tanpa ampun," ujar Yeo Bee Yin selaku Menteri Energi, Teknologi, Sains, Lingkungan Hidup, dan Perubahan Iklim Malaysia, Selasa (28/5/2019).
Sebelumnya Malaysia telah mengirim lima kontainer sampah plastik yang sudah terkontaminasi kembali ke Spanyol, dan dalam waktu dekat negara ini juga akan memulangkan sekitar 3.000 ton sampah plastik dalam 60 kontainer ke 14 negara asal, di antaranya tertuju untuk Amerika Serikat, Jepang, Prancis, Kanada, Australia, dan Inggris.
Menurut Yeo, warga di negara-negara asal itu mengira sampah mereka akan didaur ulang, padahal apa yang terjadi malah sebaliknya.
Kata dia, kebanyakan sampah dari negara-negara tersebut dibuang ke Malaysia dan dihancurkan menggunakan metode yang merusak alam. "Kontainer-kontainer itu dibawa secara ilegal ke dalam negara kami di bawah deklarasi palsu dan pelanggaran lainnya yang jelas melanggar hukum lingkungan kami," ucap Yeo.
Diungkapkannya, salah satu perusahaan Inggris bahkan telah mengekspor 50 ribu ton sampah plastik ke Malaysia dalam dua tahun belakangan.
Yeo pun meminta negara-negara besar itu untuk melakukan kajian ulang atas kebijakan pengolahan limbah mereka sehingga tak harus mengirim sampah ke negara berkembang.
Sumber: CNN Indonesia
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…