RIAUBOOK.COM - Badan Pusat Statistik Provinsi (BPS) menyatakan Riau mengalami inflasi sebesar 0,68 persen
pada Mei 2019.
Kepala BPS Riau S Aden Gultom menjelaskan perhitungan inflasi kali ini dengan mempertimbangkan Indeks Harga Konsumen (IHK) 137,95.
"Dengan demikian Inflasi
Tahun Kalender sebesar 0,92 persen, dan Inflasi Year on Year (Mei 2019
terhadap Mei 2018) sebesar 2,31 persen," ujar S Aden Gultom di Pekanbaru, senin (10/6/2019).
Menurut S Aden, inflasi Mei sebesar 0,68 itu dipicu naikknya harga cabai keriting, atau merah.
"Selain cabai, inflasi Riau juga dipicu naikknya angkutan udara dan bus angkutan antar kota," tutur pria yang mengaku akan pensiun bulan depan.
Diterangkan dia, dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi, yakni Pekanbaru sebesar 0,56 persen,
Dumai sebesar 1,05 persen dan Tembilahan sebesar 1,29 persen.
Inflasi Riau pada bulan Mei 2019 sebesar 0,68 persen terjadi karena adanya kenaikan indeks harga konsumen yang cukup signifikan pada kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi sebesar 2,13 persen, diikuti kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,64
persen, kelompok sandang sebesar 0,45 persen, kelompok makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,16 persen dan kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,02 persen.
Namun demikian tambahnya, ada dua kelompok lainnya mengalami deflasi, yaitu kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar -0,06 persen dan kelompok
kesehatan sebesar -0,02 persen.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau antara lain,
cabai merah, kentang, bawang putih, angkutan udara, angkutan antar
kota, pepaya, jeruk, petai, ikan mujair dan lain-lain.
"Sementara itu komoditas yang memberi andil deflasi antara lain daging sapi, bawang merah, ikan tongkol, beras, tomat sayur, tomat buah, televisi berwarna
dan lain-lain," demikian S Aden. (RB/Ver)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…