RIAUBOOK.COM - Rider andalan Yamaha  Valentino Rossi sedang menghdapi usia tua, menyebabkan karirnya pun kelam di MotoGP.
Usai gagal finis secara beruntun di Mugello, Catalunya, dan Assen, The Doctor hanya mampu finis di posisi 8 dalam pekan balap di Sachsenring, Jerman, pada Minggu (7/7). Kepada Sky Sport, Rossi pun curhat soal dilemanya pada masa-masa ini.
Momen kelam Rossi ini uniknya tak dirasakan rider Yamaha lainnya. Maverick Vinales sukses menang di Assen dan finis kedua di Sachsenring.
Fabio Quartararo juga justru sukses merebut tiga pole dan dua podium.
Franco Morbidelli satu-satunya rider yang kerap merasakan masalah teknis yang sama dengan Rossi, yakni masalah grip dan elektronik, namun ia mampu finis kelima di Assen.
Rossi juga sudah paceklik kemenangan sejak MotoGP Assen pada 2017 lalu.
Meski sedih belum menang lagi, Rossi mengaku tak mau terlalu memikirkannya, mengingat ia pernah mengalami hal serupa saat membela Ducati pada 2011-2012. Di lain sisi, ia juga belum mau memikirkan masa pensiun, meski telah menginjak usia 40 tahun.
"Saya tak senang bila tak bisa menang, tapi ini sudah pernah terjadi di masa lalu. Saya punya 89 kemenangan di MotoGP, jadi prestasi saya tak buruk.
Saya bisa saja berhenti sekarang dengan begitu banyak kesuksesan. Tapi saya belum hilang motivasi dan tak mau menyerah. Saya masih punya semangat yang sama setiap kali menghadapi balapan," ujarnya.
Diragukan
Rossi juga menyadari banyak pihak meragukan kemampuannya karena ia bukan lagi rider muda, apalagi ia belum juga merebut gelar dunia sejak 10 tahun lalu. Menurutnya, ini hal yang normal, karena ia sendiri kerap bertanya-tanya kapan waktu yang tepat untuk pensiun sejak ia masih berusia 30 tahun.
"Wajar bila orang membahas usia saya. Saya kadang juga bertanya-tanya. Saya bertanya pada diri sendiri, 10 tahun yang lalu, apa saya sudah cukup tua untuk memahami perasaan sendiri, apakah saya mau meninggalkan MotoGP sebagai seorang pemenang, tapi saya memutuskan melanjutkan karier," ungkapnya.
Meski begitu, Rossi juga ogah terus-terusan balapan di MotoGP tanpa hasil pasti. Ia pun berharap Yamaha mau membantunya memecahkan masalah.
"Jika situasi saya terus-terusan begini, sudah jelas saya harus melakukan evaluasi. Hasil balap adalah yang terpenting, bukan yang lain," jelas sang 9 kali juara dunia ini.
Tak Mau
Meski belum memenangi balapan dan merebut gelar lagi, Rossi mengaku ogah melakukan perombakan pada timnya, seperti yang ia lakukan pada akhir 2013, di mana ia mengganti sang crew chief legendaris yang telah menemaninya sejak GP500 2000, Jeremy Burgess, dengan Silvano Galbusera.
"Saya tampil baik sampai Le Mans, tapi saya hanya dapat 8 poin dalam 4 balapan terakhir. Ini buruk. Tapi saya takkan mengganti tim saya. Saya sudah bekerja sama dengan Silvano sejak lama, dan kami akan menemukan solusi bersama. Dengannya, saya memperebutkan gelar, meraih kemenangan, dan jadi runner up beberapa kali. Saya akan melanjutkan yang sudah ada," tutup Rossi.
Usai menjalani pekan balap di Sachsenring, Rossi dan seluruh isi paddock MotoGP menjalani rehat musim panas, dan baru kembali turun lintasan di Brno, Ceko pada 2-4 Agustus.
Saat ini ia tengah berada di peringkat 6 pada klasemen pebalap dengan 80 poin, tertinggal 5 poin dari Vinales di peringkat 5.
Sumber bola.net
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…