RIAUBOOK.COM - Gubernur Riau Syamsuar menjadi salah satu dari dua kepala daerah yang mendapat kehormatan untuk mempresentasikan dukungan pemerintah daerah mengenai pengembangan ekonomi kreatif di hadapan Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, Senin (15/7/2019) di Jakarta.
Selain Syamsuar, kepala daerah lain yang turut berkesempatan memaparkan dukungan pengembangan ekonomi kreatif adalah Gubernur Jawa Barat Ridwal Kamil.
" Saya diminta langsung oleh Kepala Bekraf untuk melakukan presentasi mengenai dukungan pengembangan Pemda terhadap pengembangan ekonomi kreatif, jadi ada dua Gubernur, Gubernur Riau dan Gubernur Jawa Barat," ujar Syamsuar.
Dia katakan, beberapa hal yang dipaparkannya mengenai dukungan pengembangan ekonomi kreatif ini, di antaranya adalah Peraturan Daerah (Perda) Nomor 12 tentang Perlindungan Dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Daerah yang telah diterbitkan sejak tahun 2015 lalu.
Selain itu, juga mengenai Badan Pengelola Ekonomi Kreatif yang telah dibentuk. "Jadi ini yang nanti memfasilitasi adanya ekonomi kreatif di Riau," kata dia.
Sejak terbitnya Peraturan Presiden RI Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif, Pemprov Riau telah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan ekonomi kreatif di wilayah setempat.
Bekraf sendiri memiliki 16 percabagan (sub sektor), yakni Aplikasi dan Pengembangan, Arsitektur, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, Desain Produk, serta Fashion.
Kemudian, Film, Animasi dan Video, Fotografi, Kriya, Kuliner, Musik, Penerbitan, Periklanan, Seni Pertunjukan, Seni Rupa, Televisi dan Radio.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Fahmizal Usman mengatakan, Pemeritah setempat berkomitmen kuat terhadap pengembangan ekonomi kreatif di "Bumi Lancang Kuning".
"Kita dari Pemprov Riau sendiri sudah memiliki komitmen yang kuat untuk mendorong ekonomi kreatif, yang paling mendasar, kita sudah bikin Perda-nya, jadi untuk perlindungan dan pengembangan ekonomi kreatif itu sudah ada di Riau," kata Fahmi kepada RiauBook.com di Pekanbaru.
Lanjut Fahmi, komitmen tersebut juga diwujudkan dengan dukungan anggaran melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
"Pak Gubernur arahnya kesana, selain itu juga, MoU atau kerjasama itu kan juga salah satu komitmen. Seperti MoU antara Pemrov Riau dan Badan Ekonomi Kreatif Nasional," ungkapnya.
"Jadi Perda ada, MoU ada, dan Pak Gubernur juga membentuk tim ekonomi kreatif network," kata Fahmi lagi.
Dalam realisasinya, kata dia, Pemprov Riau menggandeng pihak unicorn (istilah startup yang memiliki nilai valuasi lebih dari 1 Miliar USD), dengan harapan dapat memberi kemudahan bagi pelaku ekonomi kreatif untuk memulai usaha.
"Kita telah melakukan kerjasama dengan Grab, dan dengan Gojek lagi on progres, ini untuk mendorong salah satu dari 16 percabangan (Bekraf), misalnya kuliner, kalau pedagang tidak memiliki warung atau toko, mereka bisa masuk Gojek (Gofood), bisa langsung jualan dan menjadi startup," ungkap Fahmi.
"Dengan kondisi Industri 4.0 sekarang, kita harus menjadikan para pelaku ekonomi kreatif ini menjadi starup, supaya dia bisa langsung jualan kita temukan mereka dengan vendor-vendor unicorn yang udah kuat" tambahnya.
Selain itu, Pemprov Riau juga terus melakukan pembinaan terhadap para pelaku ekonomi kreatif agar mampu memanfaatkan peluang bisnis, termasuk memberi ruang untuk pagelaran musik dan festival.
"Karena dari aspek kreativitas itu, dia berdampak nilai ekonomi. Sekarang Riau mendapat posisi tiga nasional tentang pariwisata halal, dari aspek kelembagaan kita juga mendorong mereka untuk mengurus sertifikasi halal," ujarnya.
Tidak hanya itu, dalam hal perlindungan, Pemrov Riau memfasilitasi agar pelaku ekonomi kreatif dapat memperoleh hak cipta atas kreativitasnya.
"Di Bekraf itu ada satu aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk menggunakan hak kekayaan intelektual. Di Indonesia sangat dibutuhkan kesadaran untuk ini, karenanya kita memfasilitasi mereka agar mendaftarkan karya-karya mereka ke Kemenkumham sehingga hasil karya mereka mendapat perlindungan," ungkapnya.
"Jadi, upaya-upaya yang kita lakukan memang sudah luar biasa. Melibatkan semua pihak termasuk media yang menjadi salah satu elemen dalam penta helix, agar ini (ekonomi kreatif) dapat terkemas dengan baik," demikian Fahmi. (RB/Dwi)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…