RIAUBOOK.COM - Dalam rapat koordinasi (Rakor) evaluasi dan antisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Semester I 2019 yang digelar bersama Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) di salah satu hotel Kota Pekanbaru, Kamis (18/7/2019) secara umum disimpulkan bahwa tindakan pencegahan dan pengendalian Karhutla telah berjalan maksimal.
Namun begitu, program berbasis desa yang memberdayakan masyarakat untuk pencegahan Karhutla juga harus ditingkatkan.
Demikian disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenko Polhukam RI, Irjen Pol Carlo Tewu pada kegiatan yang dihadiri para perwakilan provinsi rawan Karhutla, seperti Riau selaku tuan rumah, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimatan Tengah, Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Barat.
"Saya kira semua daerah harus menggiatkan program berbasis desa sesuai yang diharapkan Presiden. Sehingga kedepan masalah Karhutla tidak seolah-olah menjadi tanggung TNI/Polri dan BNPB, tapi juga seluruh komponen masyarakat,"Â kata dia.
Dalam rakor itu, setiap perwakilan provinsi diberi kesempatan menyampaikan laporan terkait pengendalian Karhutla di wilayahnya.
Khusus Riau, laporan disampaikan oleh Kepala BPBD Riau Edwar Sanger, Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo, Danrem 031 Wirabima Brigjen TNI Mohammad Fadjar.
Dari laporan yang disampaikan tiap-tiap provinsi, secara umum disimpulkan bahwa pengendalian Karhutla sudah berjalan maksimal.
"Hasil rapat evaluasi pengendalian Karhutla ini sebagai bahan untuk dilaporkan ke pak Menko Polhukam, kemudian diteruskan ke Presiden," kata Irjen Pol Carlo Tewu.
Dia mengatakan, seperti disampaikan Presiden Joko Widodo, 99 persen Karhutla disebabkan karena faktor manusia.
Untuk itu, dengan adanya Tim Satgas Karhutla yang sudah di bentuk di setiap provinsi rawan kebakaran lahan, ia berharap semua komponen yang terlibat di Satgas memberdayakan masyarakat dalam penanggulangan Karhutla di masing-masing wilayah. (RB/Dwi)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…