RIAUBOOK.COM - Gerakan Nasional Pengawal Fatwa/ GNPF Ulama dijadwalkan kembali menggelar Ijtimak Ulama IV hari ini, Senin (5/8/2029) di Hotel Lorin, Sentul, Bogor.
Rencananya, gelaran Ijtimak Ulama kali keempat ini akan membahas agenda yang mencakup semua bidang, sejumlah ormas Islam yang mendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019, seperti FPI dan Persaudaraan Alumni 212 bakal hadir.
"Agenda di semua bidang dakwah, hukum, politik, ekonomi dan kemanusiaan. Dan untuk masalah politik mungkin saja dibahas tergantung peserta sidang mengajukan permasalahan politik (merapatnya) 02 terhadap 01," kata Ketua Media Center PA 212 Novel Bamukmin, Minggu (4/8/2019).
Novel menuturkan, pertemuan ini digelar salah satunya untuk menentukan sikap mereka pasca Pilpres 2019 yang telah menghasilkan Joko Widodo sebagai presiden terpilih.
Seperti diketahui, Ijtima Ulama pertama kali dibuat pada 27-29 Juli 2018 di Hotel Menara Peninsula, Jakarta. Kala itu sejumlah ormas Islam merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden tunggal.
Ijtima Ulama pun mengeluarkan dua opsi cawapres buat Prabowo, yakni Ketua Majelis Syuro PKS Habib Salim Segaf Al Jufri dan pendakwah Abdul Somad.
Namun rekomendasi itu tak digubris Prabowo. Pada 9 Agustus 2018, Mantan Danjen Kopassus itu mengumumkan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno yang mendampinginya maju di Pilpres 2019.
Keputusan Prabowo pun membuat FPI cs harus kembali bertemu. Pada 16 September 2018, Ijtima Ulama II dilaksanakan pada di Hotel Grand Cempaka, Cempaka Putih.
Para ormas dan Prabowo pun membuat kontrak politik. Mereka setuju mengusung Prabowo-Sandi asal menandatangani 17 poin pakta integritas, salah satunya pemulangan Rizieq Shihab dari Arab Saudi.
"Ya saya akan bekerja keras untuk beliau kembali, insyaallah kalau saya Presiden, saya jemput beliau ke sana," kata Prabowo beberapa waktu setelah Ijtima Ulama II, tepatnya 4 November 2018 di GOR Soemantri Brodjonegoro, Jakarta, Minggu (4/11).
Pilpres digelar, Prabowo-Sandi gagal. Pada 21 Mei 2019, KPU menetapkan Jokowi-Ma'ruf mendapat 85.607.362 suara atau 55,50 persen dari total suara sah 154.257.601 suara. Sementara Prabowo-Sandi mendapat 68.650.239 suara sah atau 44,50 persen dari total suara sah.
Ijtimak Ulama pun menolak keputusan KPU yang tak memenangkan jagoan mereka. Akhirnya GNPF Ulama menggelar Ijtima Ulama jilid ketiga di Hotel Lorin Sentul, Bogor, 1 Mei 2019.
Prabowo ikut hadir di acara itu. Pertemuan digelar tertutup. Malam harinya, Ijtima Ulama III mengeluarkan rekomendasi agar KPU-Bawaslu mendiskualifikasi Jokowi-Ma'ruf karena telah melakukan kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif.
"Alhamdulillah saya kira cukup komprehensif dan tegas, terima kasih," kata Prabowo kepada wartawan di Hotel Lorin Sentul, Jakarta, usai pertemuan.
Sengketa hasil Pilpres 2019 dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK) mulai 14 Juni 2019. Pada 27 Juni 2019, MK menolak seluruh gugatan. Putusan itu dilanjutkan dengan penetapan Jokowi-Ma'ruf sebagai pemenang Pilpres 2019 tiga hari setelahnya.
Setelah penetapan, Prabowo melunak. Pada 13 Juli 2019, secara mengejutkan Prabowo dan Jokowi bertemu di Stasiun MRT.
Para ormas Islam pendukung, yakni FPI, PA 212, dan GNPF Ulama, pun ramai-ramai menyatakan menarik dukungan untuk Prabowo. Mereka menganggap Prabowo tak lagi sejalan setelah bertemu Jokowi.
Novel menyampaikan Ijtima Ulama IV bagian dari respons mereka terhadap pertemuan tersebut.
"Ijtima Ulama IV untuk memperkuat arah perjuangan umat islam Indonesia dan semoga bisa menjadi penyelamat agama dan bangsa," Novel menjelaskan.
Sumber: CNNIndonesia.com
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…