RIAUBOOK.COM - Ribuan orang bersimpuh menadahkan tangan kepada Sang Pencipta saat tak kuasa diterpa bala. Dalam munajatnya, mereka mengharap belas kasih Tuhan agar hujan turun membasahi "Bumi Lancang Kuning" yang tengah membara.
Pejabat Tinggi Pratama, Perwira dan Bintara, hingga rakyat jelata tak ada beda. Semua sama, bersatu dalam doa saat asap melanda.
"Ini adalah upaya puncak yang kita lakukan dan memohon kepada Nya, mudah-mudahan apa yang kita lakukan hari ini semua, diijabah oleh Allah Subhana wa taala," kata Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution usai pelaksanaan Sholat Istisqo, Rabu (11/9/2019) pagi di Halaman Kantor Gubernur Riau.
Sudah beberapa bulan terakhir, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menyelimuti hampir seluruh daerah di Provinsi Riau.
Sejak awal tahun ini, tercatat ada sebanyak 28.696 warga mengalami Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Aktivitas belajar mengajar di sejumlah sekolah beberapa hari terakhir terpaksa diliburkan sampai kualitas udara membaik.
Wagubri mengatakan, Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) telah berupaya semaksimal mungkin untuk mencegah dan menangani bencana yang kerap terjadi saat kemarau tiba.
"Saya mendapat informasi dari Danrem (031/Wirabima), kekuatan hari ini 5.800 orang yang ada di lapangan. Itu menyebar di seluruh wilayah," kata dia.
Untuk hari ini, kata Wagubri, di Provinsi Riau masih ada 22 titik Karhutla. Ia menilai jumlah itu jauh lebih kecil dibandingkan dengan yang terjadi di provinsi lain seperti di Sumsel dan Jambi.
"Tetapi, karena angin bergerak ke arah kita semua, jadi kondisi kabut seperti ini," kata dia.
"Yang harus kita pahami bersama, sebenarnya apa yang sudah kita lakukan sudah membuahkan hasil. Tapi bukan hanya tempat kita yang terjadi Karhutla, sehingga kondisi ini (kabut asap) masih terus berlangsung," tambah Wagubri lagi.
Upaya pemadaman Karhutla semakin menyulitkan manakala titik api sulit untuk dijangkau melalui jalur darat.
Sementara, pemadaman lewat udara dengan helikopter water bombing bantuan Badan Penanggulanan Bencana Nasiolal (BNPB) belum dapat dilakukan lantaran terhambat urusan administrasi terkait izin terbang.
"Kemarin sewaktu rapat di posko, dari BNPB juga ada Marsekal Muda (Purn) Muis dan bahkan hari ini Kepala BNPB direncanakan hadir ke Pekanbaru, dan dalam waktu segera juga diupayakan untuk dukungan heli lagi," ujarnya. (RB/Dwi)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…