RIAUBOOK.COM- Dua orang wartawan dari Kantor Berita Prancis (Agence France-Presse /AFP), Adek Berry asal Jakarta dan Patrick Lee warga Negara Malaysia, disela tugas peliputan kabut asap yang melanda Riau menyempatkan waktu membagi ilmu dan pengalamannya kepada sejumlah wartawan media lokal, dan para fotografer yang tergabung dalam Pewarta Foto Indonesia (PFI) Pekanbaru, Sabtu (14/9/2019) malam, bertempat di Waroeng Kolong.
Dalam suasana santai mereka saling membicarakan seputar tugas-tugas jurnalisme, Adek Berry yang telah melang-lang buana ke berbagai negara konflik dan lokasi bencana mengatakan, seorang wartawan harus lebih dulu menggali informasi dan melakukan observasi sebelum pergi ke tempat penugasan.
"Misalnya anda dikirim ke lokasi bencana, sebelum berangkat ada hal spesifik yang harus kita siapkan, seperti saya ke sini (Riau), saya harus mempersiapkan masker, kaca mata, selain alat-alat teknis untuk bekerja," kata dia.
Selain itu, ungkap Adek, hal penting lainnya adalah membuat "travel management" untuk menunjang kinerja saat melakukan peliputan, dan memastikan kondisi fisik dalam keadaan prima.
"Apapun untuk mendukung tugas-tugas kita harus kita atur, baik alat komunikasi, kontak, siapa yang bisa dihubungi di sana dan kita harus bisa membaca kemungkinan saat situasi sedang dalam krisis," tutur Adek.
"Teori seperti ini yang nanti membuat kita tahu apa yang harus kita lakukan, apa yang harus kita kerjakan. Kalau kita tidak siap pergi, ada baiknya jangan dipaksakan, karena kita yang mengetahui kondisi kita secara fisik maupun mental," tambahnya.
Lebih lanjut, Adek juga menerangkan, dalam menjalankan tugas, seorang wartawan harus disiplin dalam melakukan verifikasi dan juga penting untuk memiliki sikap skeptis.
"Artinya tidak gampang percaya dengan informasi yang diterima dan hanya menerima rilis dari satu pihak saja. Pendidikan kita (sebagai wartawan) adalah kejujuran, faktual, aktual dan memuat peristiwa yang sebenarnya," tuturnya.
Sementara, Ketua PFI Pekanbaru Rian Anggoro mengatakan, diskusi tersebut merupakan implementasi dari salah satu satu program kerja pihaknya. Tujuannya untuk menambah referensi, ilmu dan pengalaman.
"Program kerja kita memang ada diskusi, bencana asap ini kan agak terganggu kesibukan. Ini ada Fotografer AFP, Adek Berry. Dia lagi liputan ke sini (Riau), dia mau sharing dan dia mau mengisi materi tentang peliputan bencana, bagaimana perisiapan seorang jurnalis sebelum meliput bencana," kata Rian.
"Dengan kehadiran fotografer dan videografer AFP, kita berharap dapat menambah refrensi bagi teman-teman PFI Pekanbaru maupun teman-teman wartawan di sini. Dan kak Adek ini kan liputannya udah sampai luar negeri, liputan bencana, liputan perang. Jadi kita sharing ilmu dan pengalaman,"demikian Rian. (RB/Dwi)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…