RIAUBOOK.COM, INDIA - Seorang pria berusia 90 tahun mengaku tidak makan dan minum selama 70 tahun selayaknya muslim berpuasa dalam sehari penuh.
Pengakuan pria berusia 90 tahun tersebut menggemparkan dunia medis.
Para dokter berusaha meneliti gaya hidupnya untuk diterapkan dalam ketrampilan bertahan hidup pasukan militer.
Pria tersebut bernama Prahlad Jani atau biasa dikenal dengan nama Mataji atau Chunriwala Mataji.
Jani lahir pada 13 August 1929 dan mengklaim dirinya telah berhenti makan dan minum sejak 1940.
Jani merupakan seorang Shadu, yaitu pertapa atau orang suci dalam agama Hindu.
Shadu pada umumnya melakukan monasistisisme, yaitu upaya untuk mencapai tujuan hidup menuju moksha atau menyatu dengan sang pencipta.
Monasistisisme merupakan praktik keagamaan di mana seseorang menyangkali tujuan-tujuan duniawi agar dapat membaktikan hidupnya hanya bagi karya rohani.
Beberapa orang menjalani hidup sebagai kaum monastik di sebuah biara.
Sedangkan beberapa lainnya menjalani hidup menjauh dari keramaian duniawi dan hanya menggantungkan hidup pada anugerah Tuhan.
Para Sadhu biasanya tidak dizinkan untuk memiliki harta benda kecuali alat pribadi.
Seperti kaca mata dan pakaian, dan beberapa lagi sudah meninggalkan kebendaan material seperti kehidupan.
Tentang Prahlad Jani
Prahlad Jani mengaku mendapat wahyu agama dan menjadi pengikut Hindu Goddes Amba.
Jani dibesarkan di sebuah desa di Distrik Mehsana, sebelum memilih jalan hidup menjadi Shadu.
Kemudian Jani pergi ke hutan untuk mencari sang pemilik semesta pada usia 11 tahun.
Jani pergi meninggalkan duniawi tanpa bekal sekalipun.
Pengakuan Jani yang paling menarik adalah dirinya telah berpuasa selama 70 tahun, tanpa makan dan minum serta masih bisa bertahan hidup.
Berpuasa bagi kaum Hindu di India adalah hal biasa, namun biasanya hanya dilakukan selama 8 hari.
Selain itu kebanyakan manusia hanya bisa bertahan selama 50 hari saja.
Sedangkan aksi mogok makan terlama tercatat hanya dilakukan selama 74 hari.
Oleh sebab itu, Jani yang melakukan puasa selama 70 tahun membuat para peneliti ingin mengungkat 'rahasia tubuhnya'.
Diteliti para dokter
Sebuah penelitian medis pernah dilakukan untuk membuktikan kebenaran ucapan Jani.
Pada 2003, Jani dirawat di rumah sakit dan diteliti oleh para dokter selama 10 hari.
Peneliti menempatkan Jani pada sebuah ruangan yang disegel dan diawasi secara intensif.
Menurut laporan, Jani tidak meminta pergi ke toilet sama sekali selama masa penelitian tersebut.
Para dokter juga menyatakan bahwa urine Jani tampaknya diserap kembali oleh tubuh setelah terbentuk di kandung kemihnya.
Diungkapkan oleh para peneliti, kondisi tubuh Jani tercatat sehat tanpa luka fisik sedikitpun.
Satu-satunya kelainan yang mereka temukan pada Jani adalah lubang di langit-langit mulutnya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Dokter Ahmedabad, dr. Urman Dhruv adalah satu dari dokter yang melakukan penelitian terhadap Jani.
Dr. Urman mengatakan Jani tidak mengambil makanan maupun minuman selama 10 hari ketika penelitian berlangsung.
Selama kurun waktu tersebut, Jani juga tidak mengeluarkan sekresi tubuh seperti urine dan tinja.
Pada 2010 lalu Jani juga sempat menjalani tes serupa oleh dr. Sudhir Shah dan timnya yang terdiri dari 35 peneliti (DIPAS) India.
Mereka sangat ingin memahami kemampuan Jani, dan ingin mengetahui apakah mereka dapat belajar sesuatu darinya untuk keperluan militer.
Sejumlah penelitian kembali dilakukan termasuk tes darah dan pemindaian tubuh.
Jani berada di bawah pengawasan ketat selama 24 jam dalam penelitian tersebut.
Selama lima belas hari penelitian, Jani tidak makan maupun minum air.
Sama dengan penelitian berikutnya, Jani juga tidak pergi ke toilet.
Hingga akhirnya para peneliti melaporkan bahwa kondisi tubuh Jani dalam kondisi yang baik.
Para peneliti tersebut bahkan menggambarkan Jani memiliki kesehatan yang jauh lebih baik daripada orang lain yang memiliki setengah usianya.
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…