RIAUBOOK.COM - Adanya penambahan 1 kasus positif virus corona (covid-19) di Provinsi Riau pada Rabu (20/5/2020), menandakan "Bumi Lancang Kuning" masih belum aman dari bahaya wabah yang mengancam.
Pasalnya, hingga saat ini jumlah kasus positif covid-19 yang terkonfirmasi di Provinsi Riau terus mengalami kenaikan. Totalnya sudah mencapai 107 kasus.
Dari jumlah tersebut, 38 pasien masih menjalani perawatan, 63 pasien telah diyantakan sembuh, sementara 6 pasien lainnya meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani mengatakan, terkait penambahan 1 kasus positif yang terkonfirmasi pada Rabu (20/5/2020), masih merupakan hasil tracing klaster kepulangan santri dari Jawa Timur.
"Pasien ke 107 yang positif covid-19 di Riau, adalahAMS (16) warga Kabupaten Siak yang merupakan kontak tracing kepulangan santri asal Pondok Pesantren Al Fatah di Magetan, Jawa Timur. Yang bersangkutan saat ini sudah dirawat di RSUD Siak," ungkap Mimi di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Riau, Gedung Daerah, Jalan Diponegoro Pekanbaru.
Sebelumnya, peringatan bahwa Riau belum aman dari wabah covid-19 sempat ditegaskan oleh Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Riau, dr. Indra Yovi, Selasa (21/5/2020) di Pekanbaru.
Peringatan itu ia sampaikan melalui imbauan agar masyarakat tetap selalu waspada, dan mematuhi protokol kesehatan saat beraktivitas. Apalagi, dalam beberapa waktu terakhir, menjelang Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriyah juga terlihat adanya peningkatan aktivitas masyarakat di tempat-tempat keramaian.
"Kita masih melihat dalam beberapa waktu terakhir menjelang hari raya, orang pada keluar semua, di pasar, di mal pada ramai. Saya tidak tahu apakah mereka mengikuti protokol kesehatan atau tidak, yang jelas selama protokol kesehatan di patuhui semua akan berjalan dengan baik," kata dia.
"Memang agak sulit dalam situasi sekarang, satu sisi kita harus mematuhi protokol kesehatan supaya kita selamat, satu sisi protokol kesehatan itu membuat usaha dan pergerakan ekonomi sulit berkembang. Dua-duanya susah memang, tapi ada jalan tengahnya. Selama protokol kesehatan ditegakkan dengan disiplin, kita bisa hidup tenang, kita bisa berusaha, ekonomi bisa jalan," kata dia.
Karenanya, dr.Yovi, penerapan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) sejatinya bertujuan untuk menekankan kepada semua golongan masyarakat agar bisa bertanggung jawab untuk kesehatan diri sendiri dan keluarga.
"Caranya pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak, tidak susah sebenarnya kalau kita itu berniat," demikian dr. Yovi. (RB/Dwi)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…