RIAUBOOK.COM - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) telah menerbitkan Surat Keputusan (SK) Nomor : PAN/A/Kpts/KU-SJ/053/V/2020 tentang persetujuan pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Bengkalis, Riau.
Dalam SK yang ditandatangani Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Sekjen Eddy Soeparno tersebut tercantum nama Kasmarni sebagai calon bupati dan Bagus Santoso sebagai calon wakil bupati.
SK tersebut telah ditandatangani dan diterbitkan sejak 27 Mei 2020 dan akhirnya diserahkan ke Kasmarni-Bagus Santoso pada Senin (22/6/2020) di Jakarta.
Dengan SK tersebut, maka pasangan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Bengkalis Kasmarni-Bagus Santoso hampir dapat dipastikan berlayar di Pilkada 2020.
Sebelumnya duet pasangan ini telah mendapat SK dari PKB dan PBB.
Dengan demikian maka syarat Kasmarni-Bagus Santoso untuk maju sebagai kandidat calon kepala daerah di Kabupaten Bengkalis telah terpenuhi.
Sebagai informasi, PKB saat ini memiliki 3 kursi di parlemen, PAN 6 kursi, serta PBB 1 kursi. Untuk saat ini pasangan ini telah didukung 10 kursi.
Wakil sekretaris DPC PKB Kabupaten BengkalisRiza Zulhelmi menjelaskan dalam waktu dekat ini akan melakukan pertemuan dengan menggagas pertemuan bersama partai-partai pengusung.
"Di awal ini pasangan Kasmarni dan Bagus Santoso akan duduk bersama dengan pengurus partai pengusung Kabupaten Bengkalis, mudah-mudahan secepatnya kita akan menunggu arahan dari beliau," kata Riza.
Sosok Paling 'Seksi'
Sosok Kasmarni menjadi satu-satunya calon kepala daerah yang paling 'seksi' untuk Kabupaten Bengkalis, Riau, dan Bagus Santoso bersama PAN telah menentukan pilihan yang ideal.
Akademisi Fisipol Universitas Riau Saiman Pakpahan dihubungi RiauBook.com pada Minggu malam (21/6/2020) mengungkap dua setting isu yang baik untuk pasangan Kasmarni-Bagus Santoso.
"Pertama tentang koalisi PAN dengan partai lain yang menempatkan Kasmarni sebagai pasangannya sehingga memunculkan banyak prediksi dan dugaan-dugaan positif," kata Saiman.
Saiman turut mengungkap kejayaan massa lampau dan sekarang yang dipandang sangat menguntungkan pasangan Kasmarni-Bagus Santoso.
Dia jelaskan, bahwa saat ini Kasmarni merupakan jaringan kekuasaan bagi Bupati Amril Mukminin yang sebelumnya mampu menguasai basis suara di Mandau dan Pinggir.
Sementara PAN, lanjut dia, pada era sebelumnya melalui Herliyan Saleh juga berhasil memikat hati masyarakat Bengkalis.
"Maka kemudian, akan ada memori publik pada PAN di Bengkalis
terkait pasangan Kasmarni dan Bagus Santoso," kata dia.
Sementara itu, lanjut Saiman, jika dilihat dari partai, maka partai punya kemampuan untuk melakukan pembacaan koalisi dengan partai-partai lain.
"Dan partai lain tentu harus mendorong kader partainya itu untuk dipasangkan dengan individu potensial, dan begitu idealnya jika berbicara norma politik," katanya.
Maka, lanjut dia, komunikasi politik antarpartai tentu akan sangat baik dimatangkan atau diselesaikan di tingkat partai yang berbeda.
Hal itu menurut Saiman amat penting mengingat koalisi antarpartai menentukan kekuatan untuk meraih kekuasaan di Bengkalis.
"Lalu platfom partai mana yang diangggap sesuai untuk meraih kekuasaan itu bisa diraih? Tentunya PAN sudah melakukan analisis yang matang," katanya.
Akademisi ini juga menjelaskan, Kasmarni merupakan birokrat yang memiliki kekuatan politik besar di Bengkalis, terlebih jaringan yang sejauh ini masih melekat.
Maka ketika ada kebuntuhan, demikian Saiman, maka dianggap penting karena ujung kesimpulan komunikasi politik antarpartai walaupun melalui upaya 'bypass' dengan orang yang memiliki jaringan kuat dan dengan orang yang memiliki kekuasaan.
Dengan kondisi Kasmarni yang 'seksi' itu, lanjut dia, maka kemudian wajar ada upaya atau usaha untuk mendorong Kasmarni agar terjun ke dunia politik dengan asumsi dia masih punya kekuatan birokrasi.
"Pun sejauh ini Mandau dan Pinggir masih menjadi basis bagi Kasmarni yang hingga kini memang memiliki jaringan yang kuat," katanya.
Secara politik, lanjut dia, Kasmarni menjadi 'seksi' untuk dilirik oleh partai-partai untuk merebut kekuasaan di Bengkalis.
"Maka PAN wajar menjatuhkan pilihan ke Kasmarni dengan menempatkan kader partainya Bagus Santoso," kata dia.
Pilihan itu menurut dia bukan menjadi persoalan karena partai memiliki pandangan tersendiri untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan di Bengkalis.
Dalam konteks keterwakilan dan distribusi politik suara itu, demikian Saiman, maka pilihan PAN tidak ada persoalan dan itu menjadi salah satu kemampuan partai untuk melihatnya.
"Kalau dilihat dari peta sebaran suara, karena pilkada bicara tentang pemilih.
Peta untuk sebaran pertama Pilkada Bengkalis ada di Pulau Bengkalis dan bahkan lebih banyak suara ada di Mandau dan Pinggir yang menjadi basis Kasmarni," katanya.
Dan Kasmarni melalui kontestasi politik Amril periode sebelumnya, menurut dia juga akan mampu dan berhasil menguasai wilayah itu sehingga wajar kemudian PAN membuka pintu koalisi dengan argumentasi tersebut.
Untuk diketahui, Bagus Santoso yang didorong PAN untuk berpasangan dengan Kasmarni merupakan kader PAN yang telah berkali-kali menjabat sebagai legislator di Bengkalis dan legislator di DPRD Riau.
Sosok Bagus Santoso dipandang mampu membawa PAN kembali berjaya di Bengkalis bersama birokrat 'seksi' yang memiliki jaringan kuat di wilayah Mandau dan Pinggir. (fzr)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…