RIAUBOOK.COM - Kasmarni menjadi wanita satu-satunya yang menyatakan maju sebagai bakal calon Bupati Bengkalis, Riau, pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang dihelat akhir tahun ini.
Sosok birokrat santun ini begitu kental 'ke-ibuannya', dia memandang berbagai persoalan dari sisi yang positif hingga menghasilkan gerak politik progresif.
Berlahan tapi pasti, begitulah Kasmarni, dia mendapat dukungan dari berbagai unsur tokoh masyarakat untuk memimpin Bengkalis lima tahun kedepan.
Bagi Kasmarni, politik merupakan ajang silaturahmi: "Semuanya akan menjadi sejuk jika kita memulainya dengan kebaikan".
Ungkapan itu terlontar dari seorang ibu, wanita yang senantiasa mencintai keluarga meski harus bekerja sebagai abdi masyarakat Bengkalis.
Kasmarni meyakini, hidup adalah kehendak sang pencipta, Dia melengkapinya dengan nasib dan rezki yang telah digariskan dan takkan tertukar.
Seperti ketika Kartini digariskan sebagai sosok yang menjadi simbol emansipasi wanita, Kasmarni pun demikian gigih meyakini kemampuannya untuk membangun negeri junjungan.
"Semuanya harus dimulai dengan keyakinan," kata Kasmarni, Senin sore (13/7/2020), di Sushi Tea, Pekanbaru.
Politik Santun
Kasmarni dikenal sebagai sosok yang ramah, tanpa merendahkan lawan dan kawan, wanita berkerudung ini kerap mengurai pentingnya politik santun sebagai bentuk transformasi budaya.
"Bagi saya, siapapun yang maju nanti sebagai calon bupati dan wakil bupati, adalah sahabat yang harus dirangkul, karena misinya sama; untuk kemajuan dan membangun Bengkalis," kata Kasmarni.
Dia turut menyinggung berbagai persoalan yang dihadapi jelang dirinya resmi mendaftar sebagai calon Bupati Bengkalis; namun; "Takkan tenggelam badan dalam kesusahan karena kebaikan".
Menurut dia, kebaikan adalah kunci kehidupan yang akan menyelamatkan menusia dari kesusahan.
"Jika semua dimulai dengan kebaikan, maka tidak ada lawan, yang ada hanya kawan yang bersama-sama berjuang," demikian Kasmarni.
Kasmarni dengan slogan 'Bengkalis Bedelau' menggandeng Bagus Santoso sebagai bakal calon wakil Bupati Bengkalis.
Bagus merupakan sosok politisi PAN yang selama ini turut mengedepankan politik santun; "Nyalakan lampu sendiri, jangan padamkan lampu orang".
Kalimat itu memiliki makna penting tentang politik santun; dengan membesarkan nama sendiri tanpa harus melukai atau menjatuhkan orang lain, maka kemenangan akan menjadi berkah dan kebahagian.
Dukungan Partai
Pasangan Kasmarni-Bagus sejauh ini telah mendapat dukungan dari empat partai politik seperti NasDem, PKB, PAN dan PBB dengan total 13 kursi, atau melebihi jumlah kursi yang disyaratkan.
Pasangan ini juga masih membuka peluang untuk partai politik lainnya termasuk Golkar yang sejauh ini belum menentukan sikap dukungan.
"Golkar adalah partai politik yang begitu kental dengan keluarga kami, termasuk suami saya Amril Mukminin," kata Kasmarni.
Saat ini Golkar memiliki delapan kursi di DPRD Bengkalis, dan jika partai beringin melabuhkan dukungan ke pasangan Kasmarni-Bagus, maka pasangan ini diyakini mendominasi dukungan politik dengan jumlah 21 kursi.
Sebelumnya Golkar sempat dikabarkan telah mendukung salah satu kader (selain Kasmarni) untuk Pilkada Bengkalis, namun rumor itu terbantahkan.
Sebelumnya pada Minggu (12/7/2020) DPP Partai Golkar hanya menyerahkan SK kepada 4 bakal calon kepala daerah yang akan bertarung pada Pilkada 2020 di Provinsi Riau, dan Bengkalis tidak termasuk di dalamnya.
Penyerahan SK tersebut lansung diberikan oleh Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Ketua Pemenangan Pemilu Sumatra I yang meliputi Aceh-Sumut-Riau-Kepri dan Sumbar, Idris Laena, mengatakan bahwa dari 9 daerah yang akan menggelar Pilkada di Riau, baru 4 daerah yang terbit SK-nya. Sementara 2 lainnya sedang dalam proses penerbitan SK, dan 3 daerah masih menunggu hasil survei.
Idris Laena mengatakan, 4 pasang kandidat yang diumumkan adalah di Kabupaten Kuansing mengusung Andi Putra yang akan berpasangan dengan Suhardiman Ambi.
Sementara di Kabupaten Inhu Golkar mengusung Rezita Meylani SE yang berpasangan dengan Drs H Junaedi Rahmat MSi.
Untuk Pilkada Siak Golkar mengusung Said Arif Fadilah yang berpasangan dengan Sujarwo. Sementara di Kabupaten Pelalawan partai berlambang pohon beringin rindang itu mengusung Adi Sukemi yang berpasangan dengan M Rais.
Sementara untuk Pilkada Bengkalis, dikabarkan Partai Golkar masih menggodok sejumlah nama meliputi Indra Gunawan alias Eet (Ketua DPRD Riau), Ahmad Syah Harrofie (Asisten I Pemprov Riau) dan terakhir muncul nama Kasmarni.
Paling 'Seksi'
Sosok Kasmarni menjadi satu-satunya calon kepala daerah yang paling 'seksi' untuk Kabupaten Bengkalis, Riau, dan Bagus Santoso bersama PAN telah menentukan pilihan yang ideal.
Akademisi Fisipol Universitas Riau Saiman Pakpahan dihubungi RiauBook.com pada Minggu malam (21/6/2020) mengungkap dua setting isu yang baik untuk pasangan Kasmarni-Bagus Santoso.
"Pertama tentang koalisi PAN dengan partai lain yang menempatkan Kasmarni sebagai pasangannya sehingga memunculkan banyak prediksi dan dugaan-dugaan positif," kata Saiman.
Saiman turut mengungkap kejayaan massa lampau dan sekarang yang dipandang sangat menguntungkan pasangan Kasmarni-Bagus Santoso.
Dia jelaskan, bahwa saat ini Kasmarni merupakan jaringan kekuasaan bagi Bupati Amril Mukminin yang sebelumnya mampu menguasai basis suara di Mandau dan Pinggir.
Sementara PAN, lanjut dia, pada era sebelumnya melalui Herliyan Saleh juga berhasil memikat hati masyarakat Bengkalis.
"Maka kemudian, akan ada memori publik pada PAN di Bengkalis
terkait pasangan Kasmarni dan Bagus Santoso," kata dia.
Sementara itu, lanjut Saiman, jika dilihat dari partai, maka partai punya kemampuan untuk melakukan pembacaan koalisi dengan partai-partai lain.
"Dan partai lain tentu harus mendorong kader partainya itu untuk dipasangkan dengan individu potensial, dan begitu idealnya jika berbicara norma politik," katanya.
Maka, lanjut dia, komunikasi politik antarpartai tentu akan sangat baik dimatangkan atau diselesaikan di tingkat partai yang berbeda.
Hal itu menurut Saiman amat penting mengingat koalisi antarpartai menentukan kekuatan untuk meraih kekuasaan di Bengkalis.
"Lalu platfom partai mana yang diangggap sesuai untuk meraih kekuasaan itu bisa diraih? Tentunya PAN sudah melakukan analisis yang matang," katanya.
Akademisi ini juga menjelaskan, Kasmarni merupakan birokrat yang memiliki kekuatan politik besar di Bengkalis, terlebih jaringan yang sejauh ini masih melekat.
Maka ketika ada kebuntuhan, demikian Saiman, maka dianggap penting karena ujung kesimpulan komunikasi politik antarpartai walaupun melalui upaya 'bypass' dengan orang yang memiliki jaringan kuat dan dengan orang yang memiliki kekuasaan.
Dengan kondisi Kasmarni yang 'seksi' itu, lanjut dia, maka kemudian wajar ada upaya atau usaha untuk mendorong Kasmarni agar terjun ke dunia politik dengan asumsi dia masih punya kekuatan birokrasi.
"Pun sejauh ini Mandau dan Pinggir masih menjadi basis bagi Kasmarni yang hingga kini memang memiliki jaringan yang kuat," katanya.
Secara politik, lanjut dia, Kasmarni menjadi 'seksi' untuk dilirik oleh partai-partai untuk merebut kekuasaan di Bengkalis.
"Maka PAN wajar menjatuhkan pilihan ke Kasmarni dengan menempatkan kader partainya Bagus Santoso," kata dia.
Pilihan itu menurut dia bukan menjadi persoalan karena partai memiliki pandangan tersendiri untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan di Bengkalis.
Dalam konteks keterwakilan dan distribusi politik suara itu, demikian Saiman, maka pilihan PAN tidak ada persoalan dan itu menjadi salah satu kemampuan partai untuk melihatnya.
"Kalau dilihat dari peta sebaran suara, karena pilkada bicara tentang pemilih.
Peta untuk sebaran pertama Pilkada Bengkalis ada di Pulau Bengkalis dan bahkan lebih banyak suara ada di Mandau dan Pinggir yang menjadi basis Kasmarni," katanya.
Dan Kasmarni melalui kontestasi politik Amril periode sebelumnya, menurut dia juga akan mampu dan berhasil menguasai wilayah itu sehingga wajar kemudian PAN membuka pintu koalisi dengan argumentasi tersebut.
Untuk diketahui, Bagus Santoso yang didorong PAN untuk berpasangan dengan Kasmarni merupakan kader PAN yang telah berkali-kali menjabat sebagai legislator di Bengkalis dan legislator di DPRD Riau.
Sosok Bagus Santoso dipandang mampu membawa PAN kembali berjaya di Bengkalis bersama birokrat 'seksi' yang memiliki jaringan kuat di wilayah Mandau dan Pinggir. (fzr)
Golkar Riau Akan Dipimpin Seorang Pejuang, Bukan Petarung
Goresan; Nofri Andri Yulan, S.Pi (Generasi Muda Partai Golkar)1. PI (Parisman Ikhwan) didukung penuh oleh Ketua DPD I Partai Golkar…