'GEBRAKAN' 30 hari kerja SF Hariyanto sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Riau sejak dilantik pada 29 Februari 2024 menjadi sorotan sekaligus harapan kembalinya sosok 'Bapak Pembangunan Riau'.

Dengan pengalaman berlatar pembangunan insfrastruktur, Hariyanto mengawali kepemimpinanya dengan memprioritaskan perbaikan jalan-jalan yang rusak parah di sejumlah wilayah kabupaten/kota.

Beberapa hari setelah dilantik Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, mantan Inspektur VI Investigasi Kementerian Pekerjan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini langsung meninjau kondisi jalan rusak di sejumlah titik jalan Ibu Kota Pekanbaru.

Menurutnya, Pekanbaru sebagai pusat pemerintahan harus 'merias' wajah pembangunan dengan baik karena barometer kemajuan provinsi terlihat dari ibu kotanya.

Saat ini dilaporkan ada ratusan kilometer jalan Ibu Kota Riau mengalami rusak parah, perbaikan yang harusnya menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Pekanbaru kemudian diambil alih kewenangannya oleh Pemprov Riau.

"Syaratnya, drainase harus diperbaiki terlebihdahulu baru kemudian dilakukan perbaikan jalan," kata Hariyanto saat meninjau jalan rusak di Pekanbaru.

Untuk diketahui, saat ini di Pekanbaru terdapat tiga masalah besar yang terus menghantui masyarakat daerah ini, yakni banjir, jalan rusak dan kemacetan.

Ketiga masalah itu kini menjadi perhatian utama Pj Gubernur Riau, SF Hariyanto, yang akan dituntaskan pada awal kepemimpinannya.

Di Pekanbaru, terdapat tiga ruas jalan rusak yang selama ini paling dikeluhkan masyarakat seperti Jalan Ahmad Yani, Jalan Juanda dan Jalan Cipta Karya.

Tiga kawasan itu dilaporkan kondisi kerusakan jalannya sudah sangat parah hingga mengganggu kenyamanan masyarakat berkendara.

Hariyanto menjelaskan, nantinya ada 16 ruas jalan di Kota Pekanbaru yang akan diambil alih oleh Pemprov Riau untuk diperbaiki.

Sejalan dengan penuntasan jalan rusak, Hariyanto juga berwacana mengatasi persoalan banjir yang menjadi masalah klasik bagi masyarakat Pekanbaru.

Ribuan Kilometer

Menurut data dari pihak berwenang, saat ini terdapat 9.825 kilometer jalan di Riau dengan kondisi rusak parah.

Klasifikasinya, ada sekitar 176 km atau sekitar 13,11 persen yang merupakan status jalan nasional, dimana 3,11 persen atau sekitar 41 kilometer mengalami rusak parah.

Sementara itu untuk jalan kelas provinsi yang mengalami kerusakan ada sepanjang 1.072 km. Dimana sepanjang 632 km (22,6 persen) rusak ringan dan 440 km (15,74 persen) alami rusak berat.

Selanjutnya untuk jalan kelas kabupaten/kota termasuk Pekanbaru terdapat 7.507 km yang dalam kondisi rusak, dan 18,9 persen atau sekitar 3.268 km rusak parah.

Dengan kondisi keuangan daerah yang terbatas, Hariyanto kemudian mengambil langkah/kebijakan untuk mengalikasikan dana Participating Interest (PI) 10 persen dari PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) senilai Rp3,5 triliun untuk perbaikan jalan-jalan di Riau.

Baginya, pembangunan atau perbaikan infrastruktur jalan merupakan hal paling penting karena memberi dampak bagi seluruh sendi kehidupan masyarakat, khususnya sosial ekonomi.

Kebijakan Hariyanto itu mendapat apresiasi dari sejumlah akademisi, kepala daerah dan banyak tokoh masyarakat yang tergabung dalam Forum Tokoh Etnis (FTE).

Ekonom Universitas Riau Eka Armas Pailis mengungkap, alokasi dana PI untuk perbaikan infrastruktur jalan merupakan langkah tepat Pj Gubernur Riau dalam menjaga asa urat nadi perekonomian rakyat.

"Jalan adalah akses mobilisasi yang penting bagi kehidupan masyarakat, hal itu tidak lepas dari perannya untuk mendukung pergerakan manusia dan berpengaruh pada kegiatan distribusi dan logistik," kata Eka.

Bupati Pelalawan Zukri Misran juga turut mendukung Haryanto, mengingat infrastruktur jalan merupakan akses utama dalam sosial ekonomi masyarakat.

"Tentu setuju kalau PI digunakan untuk kebutuhan infrastruktur dan memberantas kemiskinan di Riau," kata Zukri.

Menurut dia jalan merupakan akses penting yang memengaruhi perekonomian masyarakat di daerah. Di Pelalawan ada 30 kilometer panjang jalan provinsi yang mesti di tingkatkan dan dalam kondisi rusak parah, serta 60 kilo yang belum ditimbun kondisinya tidak bisa di lewati karena baru ada badan jalan.

Ketua Umum Perkumpulan Masyarakat Jawa Timur (Permasajatim) Provinsi Riau, Kampriwoto menyatakan, kebijakan Hariyanto menimbulkan harapan besar bagi masyarakat Riau.

"Pemandangan tak lazim terlihat di Kota Pekanbaru sejak beberapa tahun terakhir, dimana banyak jalan berlobang yang berdampak pada terancamnya keselamatan masyarakat dalam berkendara, sehingga tepat jika Pj Gubernur Riau memprioritaskan program memperbaiki infrastruktur itu," demikian Kampriwoto.

Dia turut mendukung dana PI (Participating Interest) fokus digunakan untuk memperbaiki infrastruktur terutama jalan yang memang saat ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan, terutama Pekanbaru.

Semua pihak menurut Kampriwoto tahu persis bahwa saat ini banyak jalan di Riau kondisinya sangat memprihatinkan karena rusak parah.

Pejabat-pejabat sebelumnya menurut dia terkesan mendiamkan persoalan itu sehingga masyarakat kecewa.

Anggota DPR RI Syahrul Aidi Maazat juga menyatakan mendukung langkah cepat SF Hariyanto untuk memprioritaskan perbaikan jalan-jalan rusak di Riau

"Saya tentu sangat mengapresiasi langkah cepat Pj Gubernur Riau. Penggunaan Dana PI sesungguhnya memang untuk kepentingan masyarakat, dan saat ini masalah utama di Riau adalah jalan-jalan yang mengalami kerusakan parah," kata Syahrul Aidi.

Tokoh Minang Riau, Syamsul Rakan Caniago mengungkap penunjukkan SF Hariyanto sebagai Pj Gubernur Riau sudah sangat tepat mengingat pengalaman dan kecakapan mantan Kadis PUPR Riau itu dalam memimpin.

"Saya pikir tidak perlu diragukan lagi, Haryanto memiliki pengalaman yang tidak sedikit dan dia paham betul situasi Riau karena memang merupakan anak Riau," katanya.

Legislator Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Abdul Wahid,turut mendukung Hariyanto dalam upaya menata Provinsi Riau dengan prioritas perbaikan infrastruktur jalan.

"Tentu saja kami mendukung dan mengapresiasi langkah kebijakan Pj Gubernur Riau SF Hariyanto. Jika peruntukkannya adalah untuk kesejahteraan masyarakat, maka itu sudah tepat, termasuk memperbaiki akses jalan yang memang sangat dibutuhkan masyarakat," kata Abdul Wahid.

Ketua Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR) DR.drh.Chaidir menyatakan, SF Hariyanto adalah sosok yang memiliki banyak pengalaman dibidang infrastruktur.

"Menurut saya semua pihak harus mendukung setiap kebijakan yang dia ambil demi masa depan Riau yang lebih baik," demikian ungkap tokoh Melayu juga mantan Ketua DPRD Riau itu.

Kembalinya Bapak Pembangunan

Sejumlah tokoh lainnya yang tergabung dalam Forum Tokoh Etnis (FTE) seperti AB Purba (Ikatan Keluarga Batak Riau) mengungkap, SF Hariyanto merupakan sosok baru 'Bapak Pembangunan Riau'.

AB Purba mengungkap itu mengingat Hariyanto memiliki pengalaman dan andil besar dalam pembangunan Riau dimasa lalu, ketika masa Gubernut Rusli Zainal.

Gedung-gedung 'pencakar langit' serta bangunan-bangunan megah untuk fasilitas olahraga di Riau, menurut Ketua Mitra Sunda Riau (Misuri) Haji Eyang Surachmat, merupakan sejarah dari pembangunan Riau yang dirindukan publik.

Pengamat Perkotaan yang juga Tokoh Masyarakat Riau, Viator Butarbutar mengatakan, dilantiknya SF Hariyanto sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Riau sejak beberapa pekan lalu sudah sangat tepat, karena beliau merupakan orang Riau yang paling mengerti permasalah di kampungnya.

"SF Hariyanto pantas memimpin Riau, latar belakang birokratnya sudah cukup matang, dan dia tahu persis situasi Riau hari ini karena karirnya dimulai dari bawah, mulai staf sampai Sekda beliau di sini (Riau)," kata Viator.

Kembalinya SF Hariyanto ke Riau dalam jabatan baru sebagai Pj Gubernur diharapkan menjadi harapan kembalinya 'Bapak Pembangunan Riau'.

"Masyarakat merindukan pemimpin yang berani dan cakap untuk mengembalikan kejayaan Riau".

Selamat datang kembali 'Bapak Pembangunan Riau'

Oleh Fazar Muhardi

tags:

• Pekanbaru
• dumai
• rohil

Share