Riau Book - Bank Riau Kepri menggelar seminar nasional dengan tema 'Pencegahan Tindak Pidana Perbankan' dengan pemateri oleh Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri, Brigjen Pol Agung Setya.

Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Intsiawati Ayus menjadi moderator dalam seminar nasional ini. Selain itu seminar ini juga dihadiri oleh Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, Dirut Bank Riau Kepri (BRK) Irvandi Gustari, Komisaris Utama BRK Mambang Mit, perwakilan BI dan OJK, BUMD Provinsi Riau serta kepala cabang BRK.

Dalam sambutannya, Dirut BRK Irvandi Gustari mengatakan, keamanan dalam bisnis perbankan sangat penting, karena perbankan adalah bisnis kepercayaan dan untuk menumbuhkan kepercayaan itu butuh waktu yang tidak sebentar.

Saat ini Bank Riau Kepri, kata Irvandi Gustari sedang dalam proses pembinaan para staf agar dapat menghindari melakukan pelanggaran tindak pidana perbankan.

Dunia perbankan sekarang sangat rawan terjadi tindak pidana. Misalnya saja tiba-tiba sejumlah uang masuk dari luar negeri ke cabang Bank Riau Kepri. Hal seperti ini seharusnya ditolak.

"Karena bisa saja itu untuk pencucian uang, uang narkoba, uang hasil korupsi, uang perampokan, seperti itu banyak masuk," kata Irvandi Gustari ketika ditemui usai seminar nasional ini di Menara Dang Merdu Bank Riau Kepri, Jumat (07/10/2016),

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Bank Riau Kepri telah memperketat aliran uang masuk itu. Kepada para stafnya dihimbau agar hati-hati dan menolak apabila ditemukan aliran atau transaksi yang tidak jelas sumbernya.

Dia juga menjelaskan, sebagian besar kejahatan di perbankan pasti melibatkan internal bank, dan juga selalu bisa dipastikan dilakukan oleh lebih dari satu orang atau berkelompok, karena di perbankan, semuanya sudah memakai sistem, diaman masing-masing tahapnya memiliki kunci-kunci tertentu yang tidak semua orang bisa mengaksesnya.

"Kalau misalnya ada lima tahap, tahap satu terkunci, sampai ke tahap lima semua terkunci, berarti kalau bisa diakses, kelima-lima orang ini pasti terlibat," kata Irvandi.

Untuk antisipasi kejahatan perbankan tersebut, Bank Riau telah melakukan berbagai upaya termasuk memberikan pemahaman, sosialisasi dantraining kepada para staf.

Keamanan sistem IT di Bank Riau Kepri, kata Irvandi, saat ini merupakan yang terbaik diantara Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia. Semua sistem sudah ditutup dan dicover agar terhindar dari kejahatan perbankan.

Sementara itu, dalam pemaparannya, Agung Setya mengatakan, kejahatan perbankan saat ini sudah berbentuk cyber crime. Polanya sudah bergeser dari kejahatan di dunia nyata menuju kejahatan di dunia maya.

"Sudah tidak zaman lagi orang datang ke bank bawa senjata tajam untuk merampok, tapi cukup dengan di rumah, di kantor, di cafe hanya dengan mengutak-atik komputernya untuk menghacker data bank. Sudah mengarah ke Cyber crime," kata Agung Setya.

Dari pengalamannya selama ini, ada tiga faktor yang mendorong seseorang melakukan kejahatan perbankan, yaitu adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan (pressure), ada kesempatan yang bisa dimanfaatkan (opportunity) dan adanya pembenaran terhadap tindakan tersebut (razionalization).

Selama ini, dua kejahatan yang sering terjadi di perbankan yaitu pemberian fasilitas kredit dan pencatatan palsu.

"Dua hal ini yang paling sering terjadi di perbankan," kata Agung Setya, yang merupakan perwira Bareskrim Mabes Polri ini. (RB/habir)

Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau