RIAUBOOK.COM - Terdeteksi ribuan 'hotspot' atau titik panas di berbagai tempat di seluruh wilayah kabupaten/kota di Riau, bahkan 'membanjiri' banyak laman media sosial.
'Hotspot' itu muncul bukan karena kebakaran hutan dan lahan, melainkan akibat suhu politik yang kian memanas jelang Pemilihan Gubernur Riau yang dilaksanakan serentak tahun depan.
Pilgub Riau menjadi topik utama bagi masyarakat Riau, mulai mereka yang suka nongkrong di kedai kopi, hingga nongkrong di media sosial seperti facebook dan grub-grub WhatsApp (WA).
Dikatakan 'hotspot' karena pada tiap tempat ada pembahasan politik terkadang terjadi beda pendapat, perselisihan, bahkan perseteruan yang merusak hubungan sesama manusia.
Puncaknya 'kebakaran' politik pernah terjadi di Jakarta, ketika itu tiga pasang calon, Agus Harimurti Yudhoyono, Anies Baswedan dan Ahok bersaing memperebutkan tahta Gubernur DKI.
Kala itu, banyak lahir benih-benih ancaman yang potensial menganggu stabilitas keamanan negara, isu SARA kian membara bagai api yang bisa kapan saja menjalari emosi hingga menimbulkan amarah massal.
Sekarang, benih-benih itu telah sampai ke berbagai wilayah tanah air, dan jelang pemilihan gubernur di sejumlah wilayah, termasuk di Riau, titik panas telah mulai bermunculan bahkan membanjiri laman-laman media sosial.
Hanya ada dua satelit yang bisa mendeteksi kemunculan ribuan titik panas itu, satu di antaranya WhatsApp ciptaan seorang Yahudi, Jan Koum, dan satu lagi namanya facebook milik Mark Zuckerberg.
Ya, sadar atau tidak, tingginya aktivitas di media sosial seperti facebook dan WA, yang makin kaya namanya Mark Zuckerberg.
Hartanya kini mencapai Rp835,3 triliun, cukup untuk membeli seluruh partai politik di republik ini, kalau ingin dijual.
Opini Oleh Fazar Muhardi
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…