RIAUBOOK.COM - Oleh Dr. Iswadi Hasyim Rosma, ST, MT, MIEEE (Dosen Tetap di Universitas Riau &General Chair of International Conference of Electrical Engineering and Informatics (ICon EEI), Batam, 16-17 October 2018)
Kenaikan peringkat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berdasarkan jumlah publikasi di scopus cukup membuat decak kagum banyak orang. UPI yang berada sekota dengan universitas yang terkenal lainnya di Bandung seperti ITB dan Unpad menyebabkan mereka harus bekerja keras agar jumlah publikasi terindeks mereka bisa mendekati atau menyamai bahkan untuk melebihi raihan jumlah yang diperoleh 2 kampus tersebut.
Gambar 1. Jumlah publikasi UPI dan UNRI yang terindeks oleh Scopus pada periode 2010-2018
Melihat capaian UPI tersebut akan menarik jika dikaitkan dengan beberapa perguruan tinggi lain di Indonesia yang rankingnya masih berada pada posisi yang belum masuk dalam 10 besar. Sampai dengan tahun 2015, jumlah publikasi yang ditorehkan oleh UPI belum signifikan bahkan jika dibandingkan dengan kampus di luar pula Jawa, semisal Universitas Riau (UNRI) seperti yang ditunjukan pada Gambar 1. Lompatan besar jumlah publikasi UPI mengalami kenaikan luar biasa pada tahun 2016 dan 2017 dan mungkin berlanjut untuk tahun tahun mendatang.
Hanya dengan menjumlahkan jumlah publikasi selama tahun 2 tahun tersebut, maka sudah bisa menyalip jumlah publikasi total yang ditorehkan oleh UNRI.
Lalu dari mana jumlah publikasi UPI tersebut berasal? Dari telusuran yang telah penulis lakukan, didapatkan data seperti pada Tabel 1. Terlihat secara garis besar bahwa publikasi UPI tersebut secara umum berasal dari konferensi internasional yang terindeks scopus (nomor 1-3). Menaikan jumlah publikasi di scopus selain menerbitkan artikel di jurnal berindeks, maka hal yang paling mudah dan cepat adalah menerbitkan conference paper di berbagai proceeding conference international yang terindeks scopus pula. Menerbitkan publikasi dengan cara ini disinyalir adalah cara mudah dan cepat untuk menambah jumlah publikasi sebuah institusi/affiliasi.
Lalu apakah kita ingin mencoba hal yang sama yang telah berhasil menunjukan buah manis seperti dicontohkan UPI tersebut?. Jika iya, maka sudah sepatutnya kita mempertimbangkan untuk mempublikasikan hasil penelitian kita di konferensi internasional yang terindeks. Himbauan ini bukan berarti menghilangkan semangat menerbitkan artikel di jurnal namun adalah sebagai penopang terbitan artikel yang terkadang prosesnya lama dan cukup membutuhkan energi. Jadi, bagi yang terbiasa menerbitkan artikel di jurnal, jika artikelnya sudah disubmit, lupakan dan tidak usah menunggu karena biasanya jurnal yang bereputasi hebat membutuhkan proses yang sangat lama.
Tabel 1. Publisher yang menerbitkan publikasi UPI pada tahun 2016-2017
Selain dari itu, UNRI sudah dan masih mengelola beberapa konferensi internasional. Tentu hal ini adalah kesempatan besar yang perlu dimanfaatkan. Bagi yang sebidang dan seilmu dengan seminar yang sedang ditaja tersebut maka bersegeralah memasukan karyanya. Selain itu, kerja keras perlu dilakukan oleh penyelenggara (Organizing Committee) agar konferensi tersebut bisa bekerjasama dengan penerbit (prosiding) yang berindeks sehingga bisa menambah pundi pundi publikasi institusi terkait di scopus.
Suka atau tidak, scopus ini telah dijadikan oleh Ristek DIKTI sebagai parameter reputasi sebuah perguruan tinggi dalam hal publikasi. Maka tugas kita, adalah meraih nilai dari parameter itu dengan semaksimal mungkin. Pada akhir tulisan ini, saya selaku general chair dari The 2 International Conference of Electrical Engineering and Informatics (ICon EEI) 2018 yang akan diselenggarakan di Batam pada tanggal 16-17 Oktober 2018, mengundang semua akademisi, praktisi dan mahasiswa untuk memasukan karya terbaik mereka ke konferensi internasional yang sedang kami kelola. Akhirnya saya ucapkan "Sampai jumpa di Batam"!
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…