RIAUBOOK.COM - Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim berharap agar "Bumi Lancang Kuning" tidak hanya dijadikan sebagai tempat penampungan limbah dari kegiatan eksploitasi minyak bumi oleh PT. CPI (Chevron Pacific Indonesia).
Dirinya berharap agar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) setempat juga bisa terlibat dalam proyek pemulihan tanah tercemar minyak (TTM) yang nantinya akan ditangani oleh BUMN PT. Nasional Hijau Lestari (NHL).
"Kalau itu (keterlibatan BUMD) adalah hal yang terbaik, silahkan saja, itu masuk urusan Chevron, tapi kan saat ini belum diserahkan kepada kita, Pemda baru bisa masuk di tahun 2021," kata Wan Thamrin kepada RiauBook.com saat ditemui di Kantor Gubernur Riau, Selasa (29/1/2018).
"Kalau Chevron menganggap itu (melibatkan BUMD) yang terbaik, akan lebih bagus. Yang jelas jangan Riau ini jadi tempat buangan limbah," tambahnya lagi.
Sebelumnya, (21/1/2019) Kepala Dinas ESDM Provinsi Riau, Indra Agus Lukman mengatakan PT. CPI telah menandatangani MoU dengan PT. NHL untuk menggarap pemulihan Tanah Tercemar Minyak (TTM) di Riau melalui skema cost recovery.
Rencananya, limbah tersebut akan dimanfaatkan sebagai campuran material untuk pembangunan infrastruktur jalan, "kemarin kita diundang sewaktu penandatanganan MoU Chevron dengan PT. NHL untuk pemulihan tanah tercemar ini," kata Indra.
"Untuk pemulihan TTM ini, pertama kan mereka (Chevron) melakukan Bioremediasi (penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan) yang kemudian bermasalah, terus mereka membuat landfill di Siak, dan kemarin dia mengusulkan landfill lagi di Duri, Bengkalis, itu sekitar 1,2 juta meter kubik di lahan seluas 43 hektar," ungkap Indra.
Dikatakannya, PT. CPI berkewajiban untuk menyelesaikan masalah lingkungan sebelum berakhirnya kontrak pada Agustus 2021 mendatang.
" Itu lah yang menjadi "PR" mereka," ujarnya.
Pekan lalu, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Direktorat Migas Kementerian ESDM menobatkan PT. CPI sebagai salah satu perusahaan migas dengan pencemaran limbah terbesar.
Sekretaris Ditjen Migas Kementerian ESDM Iwan Prasetya mengatakan, PT. CPI memiliki 15 .000 titik pemboran di Riau yang mengakibatkan TTM.
Tercatat, saat ini ada 27.275,6 ton minyak tercecer dan mengontaminasi tanah akibat kegiatan eksploitasi dan 3.515 ton limbah sisa operasi PT. CPI di Blok Rokan.
Sementara, dari hasil pemetaan yang dilakukan perusahaan yang dulunya bernama Caltex itu, terdapat 125 lokasi TTM yang perlu dipulihkan, 55 diantaranya sedang dalam proses, sementara 48 lokasi lainnya belum dapat diselesaikan. (RB/Dwi)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…