RIAUBOOK.COM - Kesal dengan ulah PLN kerap mematikan listrik seenaknya saja, ratusan massa geruduk kantor PLN Sungai Apit di Jalan Hang Jebat, Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak, Rabu (27/3/19) malam.
"Hari Ini saja sudah beberapa kali mati lampu, tanpa pemberitahuan. Banyak alat-alat elektronik kami yang rusak," kata Tri, salah seorang masyarakat yang datang.
Tri mengatakan, masyarakat kesal dengan ulah PLN yang tidak mengkonfirmasi terkait pemadaman yang dilakukan.
"Masyarakat yang datang ini, hampir semuo dari setiap Kampung. Kami kesal, karena seenak peghotnyo ajo nak mematikan lampu ni," kata Tri dengan logat melayunya.
Senada itu, salah seorang tokoh masyarakat Sungai Apit Azlan mengatakan, aksi tersebut bersifat spontan.
"Inikan masyarakatkan sudah kesal, dengan selalu mati PLN ini, masyarakat secara spontan langsung datang ke kantor PLN," kata Azlan.
Azlan mengatakan, kedatangan mereka hanya disambut karyawan PLN, sehingga membuat massa bertambah kesal. Kaca kantor PLN terlihat dirusak massa, serpihan kaca berserakan.
"Tadi kami sudah dijanjikan orang PLN, besok pagi akan di mediasi oleh camat untuk bertemu antara masyarakat, PLN, kepolisian dan koramil," katanya.
Massa sekitar 300 orang, saat ini masih bertahan di Kantor PLN, terlihat pihak kepolisian terus melakukan penjagaan.
Sementara itu, camat Sungai Apit Wahyudi mengatakan, informasi dari pihak PLN, sedang dalam perbaikan jaringan.
"Informasi dari PLN, kubikel mereka sedang rusak. Jadi sekarang sedang tahap perbaikan, tidak hanya di Sungai Apit saja, melainkan Pusako dan Mempura juga mati," kata camat.
Terkait perusakan yang dilakukan massa, Yudi mengatakan hal itu wajar, karena masyarakat sudah kesal karena listrik selalu mati hidup.
"Besok pukul 09.00 WIB kita akan ada pertemuan dengan masyarakat, PLN dan pihak kecamatan, disitu nanti bisa dijelaskan apa masalah sebenarnya terjadi," tutupnya. (RB/Agus)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…