RIAUBOOK.COM - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang rutin melanda Provinsi Riau, hampir setiap tahun saat musim kemarau tiba, seakan menjadi fenomena biasa bagi warga di wilayah setempat.
Supar (29), warga asli Rokan Hilir, Riau yang sudah sejak lama menetap di Kota Pekanbaru menanggap bencana tersebut merupakan peristiwa biasa. Namun demikian, ia heran mengapa asap terus saja muncul meski pemerintah mengaku telah berusaha melakukan berbagai upaya penaggulangan.
"Bagi saya, kabut asap seperti ini sudah biasa, karena hampir tiap tahun terjadi. Tapi saya heran kok gak udah-udah, mau sampai kapan Riau seperti ini (dilanda kabut asap). Pokoknya asal ada asap, kami udah macam Ninja lah, pakai penutup hidung (masker)," kata Supar kepada RiauBook.com, Kamis (12/9/2019) di Pekanbaru.
Pria tersebut berharap, bencana kabut asap di Riau dapat segera diatasi sehingga masyarakat dapat kembali menghirup udara segar. "Mudah-mudahan masalah kabut asap ini cepat selesai dan tidak terulangi lagi, karena ini (asap) menggangu aktivitas masyarakat, kasihan lihat anak-anak rentan sesak nafas karena asap ini," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan laporan Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, hari ini terpantau ada 279 hotspot (titik panas) tersebar di sejumlah daerah di Wilayah Riau.
Yakni, masing-masing terdpat di Kabupaten Indragiri Hulir sebanyak 141 titik, Pelalawan 50 titik, Rokan Hilir 31 titik, Indragiri Hulu 26 titik, Kuansing 14 titik, Kampar 7 titik, Bengkalis 6 titik dan Siak 1 titik.
Dari jumlah tersebut, 177 titik di antaranya berada pada level convidence (tingkat kepercayaaan) di atas 70 persen yang mengindikasikan adanya aktivitas Karhutla.
"Kabut asap yang terjadi hari ini juga mengakibatkan penurunan jarak pandang di sejumlah daerah. Untuk Pelalawan pada pukul 7.00 wib, jarak pandang masih berkisar 1 Kilometer, pada pukul 8.00 Wib jarak pandang terus menurun hingga 500 meter," demikian Sanya. (RB/Dwi)
SMSI Minta Presiden Terbitkan Perpu UU Kedaulatan Digital Pengganti UU ITE
RIAUBOOK.COM - INI cerita tentang ibu bernama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang berusaha menyelamatkan hidup anak-anaknya, 2.000 lebih media…